Semangat Juang Dalam Darah Kutai, Sebuah Drama Kolosal di Pembukaan Erau 2025
400 penari terlibat dalam drama kolosal.-triromadhani-
BACA JUGA: Ketopong, Logo Resmi Erau Adat Kutai 2025, Ini Filosofinya!
Semangat gotong royong juga dicurahkan oleh anggota tim lainnya, aransemen musik, cerita dalam naskah drama, wardrob, make up artist, hingga properti pendukung mengandung makna mendalam dalam mendukung penampilan secara utuh.
“Marwah kesultanan ini yang harus dipegang hingga sekarang,” ucap Rian dengan pancaran api semangat di matanya.
Berkat hasil buah pikir dirinya bersama tim, Opening Ceremony Festival Erau Adat Kutai 2025 menampilkan sesuatu yang berbeda.
Jika di tahun-tahun sebelumnya hanya menghadirkan tari kolosal, untuk tahun ini konsep tersebut diubah. Lengkap dengan drama teatrikal, tarian kolosal, serta aransemen musik yang membalut keseluruhan penampilan menjadi satu bagian besar yang utuh.
Pemuda yang juga menjadi pengajar di salah satu sekolah negeri di Kabupaten Kutai Kartanegara ini menceritakan sejumlah tantangan dalam mempersembahkan penampilan akbar tersebut, mulai dari waktu yang mepet, anggaran yang terpangkas, hingga sejumlah pihak yang diduga mencoba menyabotase penampilan.
Biasanya untuk mempersiapkan satu penampilan, dirinya mengaku tim membutuhkan waktu hingga 3 bulan lamanya.
Namun, dalam persiapan drama kolosal kali ini hanya tersedia waktu selama 30 hari sebelum acara berlangsung. Selain itu, anggaran yang berkurang membuat timnya memangkas jumlah peserta dari tahun sebelumnya yang berjumlah 800 penari menjadi hanya 400 penari.
Dirinya berharap darah seni di tanah Kutai tidak pernah sirna. Melalui dirinya, regenerasi akan terus dilanjutkan, menjaga kesenian dan sejarah Kutai Kartanegara akan terus berlanjut hingga generasi mendatang.
BACA JUGA: Menteri Pariwisata Janjikan Festival Erau Masuk Event Unggulan Nasional
Persembahan monumental akan terus tersaji di Kota Raja, jiwa seni dengan semangat Sultas Aji Muhammad Idris akan selalu bergelora.
Erau bukan hanya sebuah upacara peringatan semata, tetapi pengingat kebersamaan dan jati diri rakyat Kutai ditengah rasa riang gembira.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
