Perjuangan Guru Mengajar saat Pandemi, Kunjungi Rumah Siswa Bawa Papan Tulis
Satu sisi, orang tua juga menghadapi perubahan yang tak mudah. Utamanya dalam persoalan ekonomi masyarakat berbeda-beda. Ini masuk dalam masalah selanjutnya. Eksternal.
Sudah barang tentu itu juga menjadi tugasnya. Dalam memberikan edukasi kepada semua orang tua. "Perubahan zaman saat ini tidak bisa dihindari. Harus dilalui," ungkapnya.
Orang tua yang tidak memiliki smartphone, juga paket internetnya. Alimuddin mengatakan solusinya ialah rasa pengertian. Memahami situasi yang dihadapi ini memang sulit. Virus yang tak bisa ditawar. Jadi perlu untuk menyisihkan sebagian dana.
Bagi yang masyarakat yang masuk dalam kategori miskin, pemerintah sudah memberikan subsidi. Bantuan. Diantaranya program PKH, BST, BLT dan sebagainya. Dana ini menurutnya masih bisa dimanfaatkan.
"Berapa sih kebutuhan beli kuota. Rp 60 ribu sudah dapat kuota yang cukup di salah satu provider. Itu masih bisa. Jangan sampai orang tuanya bilang sulit, tapi orang tuanya WhatsApp grup, Facebook aktif terus. Itu persoalan lain," bebernya.
Mengerti dalam situasi yang dihadapi adalah kunci. Mengalah untuk sementara. "Semisal kalau bapaknya merokok, ya berhenti dulu merokoknya. Disposisikan dana itu untuk membeli android yang murah saja. Yang penting sudah bisa digunakan," lanjutnya.
Meski nanti ponsel pintar itu dipakai secara bersama-sama dalam satu keluarga. "Itu biasa saja. Tidak usah galau dengan itu," tandasnya.
Tapi Alimuddin mengerti persoalan yang dihadapi itu. Sah-sah saja. "Buat kami, mau kondisi yang berbeda-beda proses pembelajaran tetap kita berikan yang sama. Itu yang utama," jelasnya.
Lagi pula, bagi siswa yang tidak bisa mengikuti sistem PJJ dengan segala halangannya juga tak perlu khawatir. "Saya pastikan tidak ada sanksi dari sekolah," tegasnya.
Meski masih dalam kondisi keterbatasan ia juga menelurkan inovasi lainnya. Yaitu home visit. Yang mana guru bertemu dengan siswa. Dengan orang tuanya. Melakukan proses pengajaran. Serta menjalin silaturahmi.
Sudah berjalan satu bulan. Juli lalu. Dilaksanakan secara berkelompok. Terdiri dari 5-7 siswa. Utamanya untuk siswa baru TK dan SD.
Tugas guru dalam hal ini ialah memberikan motivasi kepada siswa baru. Meyakinkan bahwa mereka sudah menjadi bagian dari sekolah. Menjadi murid. Karena sebuah kebanggaan bagi anak yang baru masuk dunia sekolahan.
Mengobati rasa rindu siswa dengan suasana sekolah. Bertemu teman-teman. Berseragam. Membangun semangat secara psikologis. Agar anak juga tidak stres.
"Itu yang kami bangun," ucap Alimuddin.
Lebih khusus untuk kunjungan ke siswa TK yang baru. Ketika guru datang ke rumah salah satu murid TK, ia tak hanya memberikan pelajaran untuk peserta didiknya saja. Namjn juga kepada orang tuanya. Mereka diminta untuk mendampingi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

