Bankaltimtara

Ruang Pendidikan Sebagai Wadah Apresiasi

Ruang Pendidikan Sebagai Wadah Apresiasi

Siti Fajdah Zahrotunnisa.--

Pandangan seperti ini mengabaikan kenyataan bahwa banyak keterampilan penting di dunia kerja justru tumbuh melalui pengalaman nonakademik, seperti kerja sama tim, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi.

Ketiga, kebijakan pendidikan belum sepenuhnya memberi ruang seimbang antara akademik dan nonakademik. Misalnya, kurikulum dan jadwal belajar yang padat sering kali mengorbankan waktu ekstrakurikuler.

Di sisi lain, apresiasi terhadap prestasi non-akademik, baik di tingkat sekolah maupun nasional, masih sangat minim dibandingkan penghargaan akademik.

Peminatan non-akademik seharusnya tidak dipandang sebagai pelengkap, melainkan sebagai bagian integral dari proses pendidikan.

Sekolah dan pemerintah perlu memperluas ruang bagi pengembangan minat siswa di luar ranah akademik melalui dukungan fasilitas, pelatihan guru, serta kebijakan yang berpihak pada keseimbangan.

Dengan demikian, pendidikan akan benar-benar menjadi wadah yang inklusif untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik, bukan hanya kemampuan intelektual semata.
Pendidikan seharusnya menjadi ruang yang memberi kebebasan bagi setiap anak untuk tumbuh sesuai potensinya.

Bukan hanya menyiapkan mereka menghadapi ujian tertulis, tetapi juga menghadapi ujian kehidupan. Jika sekolah benar-benar ingin mencetak generasi yang utuh, maka ruang bagi peminatan non-akademik harus dibuka lebih lebar.

Fasilitas perlu ditingkatkan, guru perlu diberdayakan, dan apresiasi terhadap prestasi non-akademik harus ditingkatkan setara dengan capaian akademik.

Karena pada akhirnya, pendidikan bukan hanya soal nilai di rapor, tetapi tentang bagaimana setiap anak menemukan dan mengasah jati dirinya.

Sebagai mahasiswa aktif Universitas Mulawarman,Fkip, Ppkn kasus tersebut seringkali di anggap sebelah mata oleh beberapa oknum yang memandang “Akademik lebih keren untuk masa depan,sedangkan non akademik hanya kemampuan sebatas yang tidak bisa membawa arah masa depan dengan jelas."

*Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman. Aktif juga di organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan (HMPKn).

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: