Kejar Target Swasembada Beras Lokal, DTPHP Kutim Maksimalkan Produktivitas Sawah
Ilustrasi areal persawahan di Kutim.-istimewa-
BACA JUGA:Profit Sharing Kutim Terus Menurun, Sayyid Anjas Dorong Evaluasi dan Transparansi Perusahaan Tambang
Dyah menegaskan, kajian tersebut dilakukan dengan penuh kehati-hatian.
Pemerintah berkomitmen agar perluasan lahan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan dan tetap selaras dengan tata ruang wilayah.
“Langkah ini dilakukan dengan tetap memperhatikan aturan tata ruang dan kelestarian lingkungan. Pemerintah tidak ingin membuka lahan secara serampangan, melainkan memastikan setiap bidang tanah yang diusulkan benar-benar produktif, aman, dan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tegasnya.
Selain permasalahan lahan, ketersediaan air dan sistem irigasi juga menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan program ketahanan pangan.
Beberapa wilayah seperti Kaubun, Kongbeng, dan Long Mesangat bahkan sudah mampu melakukan tanam hingga tiga kali dalam setahun.
Sementara daerah lain seperti Sangatta Selatan, Teluk Pandan, dan Bengalon, baru dapat melakukan tanam dua kali karena keterbatasan air.
BACA JUGA:Budaya Dayak Wehea Siap Tampil di Panggung Nasional, Diperjuangkan Masuk KEN 2026
Untuk itu, DTPHP terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kutim dalam pengembangan infrastruktur irigasi.
“Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (Penataan Ruang) karena jaringan irigasi menjadi kunci utama. Air menentukan produktivitas,” tambah Dyah.
Meski tantangan masih banyak, Dyah optimistis dengan dukungan lintas sektor, semangat petani, serta penerapan teknologi pertanian yang semakin berkembang, Kutim mampu mencapai target swasembada beras lokal.
“Petani kita semangat, lahannya potensial, dan pemerintah berkomitmen mendukung. Dengan kerja sama semua pihak, Kutim bisa menuju swasembada beras lokal dalam waktu dekat,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
