Bankaltimtara

Ketua DPRD Kutim: Momentum 26 Tahun Jadi Evaluasi Menuju Daerah Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing

Ketua DPRD Kutim: Momentum 26 Tahun Jadi Evaluasi Menuju Daerah Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing

Ketua DPRD Kutim, Jimmi-Sakiya Yusri/Nomorsatukaltim-

KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kutai Timur memiliki makna penting sebagai momentum refleksi, evaluasi, sekaligus perumusan langkah masa depan untuk membawa daerah ke arah yang lebih baik.

Ketua DPRD Kutim, Jimmi menyampaikan, bahwa usia ke-26 tahun bukan sekadar angka, tetapi sebuah tonggak sejarah untuk memperkuat tekad bersama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan Kutim yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

Tema peringatan tahun ini, kata Jimmi, menjadi ajakan moral bagi seluruh elemen untuk terus bergerak dan beradaptasi terhadap dinamika zaman.

“Tema Kutim Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing adalah panggilan bagi kita semua untuk beraksi nyata. Tidak sekadar slogan, tapi wujud motivasi dalam melaksanakan pembangunan yang berkeadilan demi kesejahteraan masyarakat secara lahir dan batin,” ujarnya, Kamis 9 Oktober 2025.

BACA JUGA: Kado Istimewa di HUT ke-26 Kutai Timur, Dua Desa Terluar Kini Nikmati Listrik 24 Jam

Ia menjelaskan, semangat tersebut tidak hanya ditujukan bagi masyarakat, tetapi juga bagi jajaran birokrasi di lingkungan pemerintah.

Tema ini, lanjutnya, menjadi pendorong agar tata kelola pemerintahan semakin baik, transparan, dan adaptif terhadap perubahan.

Menurut Jimmi, kata “tangguh” memiliki makna yang dalam. Tangguh berarti memiliki kemampuan menghadapi tantangan dan perubahan dengan memperkuat seluruh aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, fisik, hingga tata kelola pemerintahan.

“Daerah yang tangguh adalah daerah yang tidak mudah goyah oleh perubahan global. Ia mampu menyesuaikan diri, tapi tetap berpegang pada prinsip keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian,” terangnya.

BACA JUGA: Asyik, Insentif Guru Honorer di Kutim Naik Tahun Depan, Segini Besarannya

Lebih jauh, Jimmi menegaskan pentingnya pendekatan pembangunan yang komprehensif, bukan hanya bersifat tambal sulam atau parsial.

Ia menilai, kemakmuran jangka panjang dan kesejahteraan berkelanjutan hanya bisa tercapai jika semua aspek pembangunan berjalan seiring dan saling mendukung.

Selain itu, konsep mandiri menjadi arah baru pembangunan Kutim. Dalam pandangannya, pemerintah daerah perlu menata ulang paradigma pembangunan agar tidak hanya bergantung pada pemerintah pusat atau sektor tertentu. Kemandirian ekonomi dan fiskal harus menjadi tujuan nyata.

Ia menyoroti bahwa saat ini struktur ekonomi Kutim masih sangat bergantung pada sektor pertambangan. Berdasarkan data, lebih dari 75 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kutim disumbang dari sektor tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait