IAI Kaltim Tanggapi Kebakaran Hunian Pekerja IKN, Desak Sistem Keamanan Diaudit
Tangkapan layar hunian pekerja konstruksi IKN yang terbakar pada Rabu (1/10/2025) sore.-istimewa-
BACA JUGA:Rencana Pembangunan Rumah Sakit Baru di Balikpapan Timur Hadapi Ujian Anggaran
Padahal, sistem itu merupakan standar minimum bagi bangunan hunian berkapasitas besar.
“Kalau dilengkapi alat pemadam otomatis, kejadian seperti ini mestinya bisa dicegah sejak awal,” katanya.
Konsep modular yang digunakan dalam pembangunan hunian pekerja memang membuat prosesnya cepat dan efisien.
Namun, efisiensi itu kerap dibayar dengan pengabaian terhadap detail teknis keselamatan. Wahyullah mengingatkan, kemudahan konstruksi tidak boleh mengorbankan standar proteksi terhadap penghuni.
Menurutnya, teknologi pemadam kebakaran saat ini sudah jauh lebih maju dan dapat disesuaikan dengan fungsi ruangan.
Ia mencontohkan sistem berbasis busa yang efektif untuk dapur atau ruang basah. Serta sistem non-air yang digunakan di ruang arsip guna melindungi dokumen penting dari kerusakan.
“Beragam pilihan sudah ada. Tinggal kemauan pengelola untuk memasang sistem yang tepat sesuai kebutuhan ruangan,” jelasnya.
Selain sistem pemadam otomatis, ia menekankan pentingnya alarm peringatan dan deteksi dini yang tetap aktif meskipun bangunan sedang kosong.
Hal ini dianggap krusial mengingat banyak hunian pekerja ditinggalkan pada jam kerja.
BACA JUGA:Warning, Populasi Pesut Mahakam Terus Menyusut, RASI Sebut 4 Hal Ini Jadi Pemicu Utama
“Pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab jika kebakaran terjadi ketika bangunan kosong? Itulah mengapa sistem deteksi dini wajib ada,” ujarnya.
Wahyullah menilai Otorita IKN perlu menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh fasilitas pekerja yang ada.
Audit keselamatan harus dilakukan tidak hanya pada bangunan yang terbakar, tetapi juga terhadap seluruh hunian serupa yang tersebar di kawasan proyek.
“Insiden ini bukan hanya alarm bahaya, tetapi juga pengingat bahwa standar keselamatan harus menjadi prioritas utama sejak tahap perencanaan,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
