Bankaltimtara

IAI Kaltim Tanggapi Kebakaran Hunian Pekerja IKN, Desak Sistem Keamanan Diaudit

IAI Kaltim Tanggapi Kebakaran Hunian Pekerja IKN, Desak  Sistem Keamanan Diaudit

Tangkapan layar hunian pekerja konstruksi IKN yang terbakar pada Rabu (1/10/2025) sore.-istimewa-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Timur, Ar. Wahyullah Bandung menanggapi insiden kebakaran yang menghanguskan salah satu hunian pekerja konstruksi di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Rabu (1/10/2025) sekitar jam 17.30 Wita.

Diketahui, api berhasil dipadamkan dengan menurunkan sebanyak 7 unit pemadam kebakaran, dan 8 tangki water supply.

Kebakaran tersebut diketahui melahap beberapa ruangan kamar di Hunian Pekerja Kontruksi 1 Tower 14, sebagian lantai 2, serta di lantai 3 dan 4.

BACA JUGA:Hunian Pekerja IKN Terbakar, Penghuni Dievakuasi ke Tower Lain

Wahyullah Bandung menilai peristiwa itu bukan sekadar musibah biasa. Melainkan sinyal kuat agar seluruh bangunan serupa di kawasan IKN segera diaudit dari sisi keselamatan.

“Selama ada aktivitas di dalamnya, maka standar keselamatan kerja dan bangunan (K3) harus ada dan berfungsi baik,” tegas Wahyullah, dikonfirmasi, Kamis 2 Oktober 2025.

Hunian pekerja yang terbakar diketahui merupakan tempat tinggal sementara bagi para pekerja pembangunan berbagai fasilitas IKN. Meski bersifat non-permanen.

Wahyullah menegaskan, kewajiban memenuhi standar keselamatan tetap tidak bisa ditawar.

BACA JUGA: OIKN Klaim 60 Persen Pekerja di IKN Warga Lokal, DPR Minta Data Pasti

Setiap hari bangunan itu menjadi ruang aktivitas manusia yang harus terlindungi.

Ia mengungkapkan, munculnya api ketika bangunan dalam kondisi kosong mengindikasikan adanya celah dalam sistem pencegahan kebakaran.

Salah satu kemungkinan adalah kelalaian penghuni yang meninggalkan peralatan listrik dalam keadaan menyala.

“Bisa jadi ada peralatan seperti setrika atau ketel air yang tidak dimatikan. Ini menunjukkan standar keselamatan dasar belum sepenuhnya dipatuhi,” ujarnya.

Namun Wahyullah tak berhenti pada dugaan kelalaian individu. Ia menyoroti aspek teknis yang lebih mendasar, yakni kemungkinan bangunan tersebut tidak dilengkapi sistem pemadam otomatis seperti sprinkler.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: