Pertama di Asia, Jepang Operasikan Pembangkit Listrik Osmotik yang Memanfaatkan Air Laut
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di Futabacho, Futabagun, Prefektur Fukushima, Jepang.-Antara-
JEPANG, NOMORSATUKALTIM - Jepang mengoperasikan pembangkit listrik osmotik pertama di Asia yang memanfaatkan perbedaan konsentrasi garam antara air laut dan air tawar untuk menghasilkan listrik.
Pembangkit itu mulai beroperasi di Fukuoka pada awal Agustus 2025. Demikian dilansir Antara, Minggu 17 Agustus 2025.
Negeri Sakura itu merupakan operator kedua di dunia yang menggunakan teknologi tersebut setelah perusahaan Denmark yang mulai menggunakannya pada 2023.
Badan Pembangkit Listrik Fukuoka tersebut menggambarkannya sebagai "sumber energi terbarukan generasi mendatang yang tidak terpengaruh oleh cuaca atau waktu, dan tidak mengeluarkan karbon dioksida."
BACA JUGA: Akibat Gelombang Panas, Jepang Terancam Krisis Beras
BACA JUGA: Suhu Panas di Jepang Pecahkan Rekor, Cuaca Ekstrem Juga Ancam Wilayah Lain di Dunia
Dalam proses itu, yang juga disebut daya gradien salinitas, listrik dihasilkan melalui proses osmotik ketika air laut pekat yang dihasilkan dari ekstraksi air tawar dipisahkan oleh membran permeabel dari air olahan dari fasilitas pengolahan limbah. Membran itu tidak memungkinkan masuknya pengotor selain air.
Kemudian, turbin di pembangkit diputar melalui tekanan yang dihasilkan oleh pergerakan air dari reservoir air tawar ke reservoir air asin, dengan generator yang menghasilkan listrik dari pergerakan turbin.
Menurut badan tersebut, pembangkit listrik yang mulai beroperasi pada 5 Agustus, akan menghasilkan 880.000 kilowatt-jam listrik per tahun.
Listrik tersebut akan digunakan di fasilitas desalinasi yang menyediakan air bersih untuk kota dan daerah sekitarnya.
BACA JUGA: Hamas Siap Tarik Pasukan dari Gaza, Asalkan Israel Penuhi Syarat Tertulis
"Saya merasa bangga bahwa kami telah mampu menerapkannya secara praktis. Saya berharap ini menyebar tidak hanya di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia," kata Akihiko Tanioka, pakar daya osmotik dan profesor emeritus di Institut Sains Tokyo dikutip dari Antara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: antara
