Bankaltimtara

Kau Sedingin Pelabuhan: Puisi, Kota, dan Kritik Sosial dari Timur

 Kau Sedingin Pelabuhan: Puisi, Kota, dan Kritik Sosial dari Timur

Dahri Dahlan-istimewa-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Di antara riuh kota, dengung kapal malam, dan sunyi yang menggantung di sela-sela kehidupan urban, lahirlah Kau Sedingin Pelabuhan.

Sebuah buku puisi karya Dahri Dahlan yang berhasil menembus lima besar buku terlaris di toko resmi Penerbit Basa-Basi, sejak terbit pada 2023.

Sebuah pencapaian yang tak datang secara instan. tetapi dirangkai dengan proses panjang, refleksi personal, dan keberanian menyuarakan kegelisahan dalam bahasa yang tenang namun dalam.

"Judulnya saya ambil dari salah satu puisi dalam buku itu. Pelabuhan itu metafora, merujuk pada sosok Kau," ucapnya saat dikonfirmasi melalui seluler, Minggu (18/5/2025).

BACA JUGA:Legislator Kaltim Dorong Penyaluran Bantuan Keuangan Provinsi untuk Pembangunan Balikpapan

BACA JUGA:DPRD Kaltim Temukan Dugaan Pelanggaran Pengelolaan Hotel Royal Suite Balikpapan

Puisi-puisi dalam Kau Sedingin Pelabuhan ditulis selama lebih dari setahun. Dahri mengaku tidak produktif secara kuantitas. Namun setiap puisinya lahir dari momen dan ide yang kuat.

"Saya tidak bisa target. Saya nulis kalau dapat ide saja," sebutnya.

Dalam proses kurasi, Dahri memilih puisi-puisi yang dianggap paling matang dari folder pribadinya. Ia menyusun kumpulan itu dengan pertimbangan agar puisi-puisinya terlihat menyatu, membentuk benang merah tematik.

"Hampir di semua puisi saya selipkan kritik sosial atau refleksi diri," jelas Dahri.

Latar dalam puisi-puisinya pun beragam. Dari lanskap urban yang akrab di Samarinda, hingga ruang abstrak dan ekologis.

BACA JUGA:Sekolah Swasta di Kaltim Tak Lagi Tarik SPP dan Praktikum, Ini Syaratnya:

Tokoh dalam puisi Dahri tak selalu manusia. Kadang bisa berupa sepatu, donat. Bahkan pohon dan banjir pun masuk. Semua menjadi media kritik yang lebih besar seperti kekuasaan hingga ketimpangan sosial.

Kota, Pelabuhan, dan Kesunyian
Membaca puisi-puisi Dahri serasa menyusuri jalan-jalan kota dengan beban perenungan. Ada ketenangan, tetapi juga kegelisahan yang mengendap.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: