Bankaltimtara

Kau Sedingin Pelabuhan: Puisi, Kota, dan Kritik Sosial dari Timur

 Kau Sedingin Pelabuhan: Puisi, Kota, dan Kritik Sosial dari Timur

Dahri Dahlan-istimewa-

Dari Mandar ke Samarinda
Dahri bukan asli Kaltim. Ia lahir dan besar di Pambusang, sebuah desa pesisir di Sulawesi Barat. Namun sejak 2018, ia resmi menjadi warga Samarinda.

BACA JUGA:Samarinda dan Kukar Sarang Preman, Polda Kaltim Ungkap 27 Kasus Premanisme Selama Dua Pekan

"Kalau ditanya saya dari mana, saya jawab dari Kaltim," ujarnya mantap.

Sejak SMP, Dahri sudah menekuni dunia menulis dan puisi. Ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Diponegoro, Semarang.

Lalu menyelesaikan studi magister Ilmu Sastra dalam waktu 2,5 tahun dengan predikat cumlaude. Kariernya terus menanjak. Ia diterima sebagai dosen di FIB Unmul pada 2015, lalu menjabat sebagai Kepala Prodi Sastra Indonesia hingga 2022.

Karyanya pun pernah dimuat di media nasional seperti Jawa Pos dan Media Indonesia. Selain Kau Sedingin Pelabuhan, buku puisinya yang lain berjudul Hal-Hal yang Pergi telah naik cetak ulang pada 2022.

BACA JUGA:Hasil Serangkaian Tes Uji Beban Jembatan Mahakam I: Masih Normal dan Dinyatakan Aman Dilalui

Tak hanya itu, ia juga menggagas buku storytelling berjudul Kisah Samariona, bekerja sama dengan Studio Komik Makkomikki di Makassar yakni sebuah karya yang mengangkat kebudayaan Mandar melalui pendekatan sastra. Saat ditanya, Jika Kau Sedingin Pelabuhan adalah surat, kepada siapa surat itu ditujukan?

"Semua orang, termasuk saya sendiri. Penyair juga anggota masyarakat biasa yang harus dikritik," jawabnya.

Ia berharap puisi-puisinya bisa menyisakan secuil kebenaran di benak pembacanya.

"Saya percaya jika penyair tiba pada mentalitas atau moral ideal saat bekerja dengan kata-kata, maka akan ada kebenaran yang muncul," harapnya dengan penuh keyakinan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: