Bankaltimtara

BPBD Berau Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Karhutla

BPBD Berau Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Karhutla

BPBD Kabupaten Berau siaga menghadapi kebakaran hutan dan lahan akibat kemarau.-Rizal Malhodtra-nomorsatukaltim.disway.id

BERAU, NOMORSATUKALTIM - Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala BPBD Berau, Masyhadi Muhdi, menegaskan, bahwa seluruh posko di 13 kecamatan tetap beroperasi seperti biasa, dengan personel yang sudah disiagakan setiap saat.

“Dalam masa kemarau ini, semua harus siap siaga jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Kita dibantu TNI, Polri, instansi terkait, dan relawan di lapangan,” kata Masyhadi, Sabtu (9/8/2025).

Ia menerangkan, titik panas atau hotspot tertinggi tercatat pada akhir Juli 2025, tepatnya pada 30 Juli lalu.

BACA JUGA: Polres Berau akan Usut Tuntas Kasus Penyalahgunaan Gas Melon

Data menunjukkan 77 titik panas tersebar di seluruh kecamatan. Meski demikian, dirinya bersyukur tidak ada kebakaran yang terjadi pada hari tersebut.

“Hotspot itu tidak selalu berarti ada kebakaran lahan. Kadang hanya karena suhu udara sedang tinggi melebihi normal, sehingga terdeteksi sebagai titik panas,” terangnya.

Ia mengungkapkan, beberapa wilayah di Berau yang kerap terpantau memiliki titik panas cukup banyak antara lain Kecamatan Pulau Derawan, Tabalar, Segah, Kelay, Teluk Bayur, dan Talisayan. Sehingganya, BPBD terus memantau titik-titik yang berpotensi menimbulkan kebakaran.

“Semua personel di 13 posko sudah siap siaga, dan peralatan pencegahan karhutla di masing-masing posko relatif lengkap,” ujar Masyhadi.

BACA JUGA: Jumlah ABK di Berau Capai 1.400, Sekolah Inklusi dan Layanan Disabilitas Perlu Diaktifkan Lagi

Meski peralatan memadai, menurut dia, tantangan utama dalam penanganan karhutla adalah medan lokasi yang sulit diakses. 

Ia menyampaikan, pada tahun 2024 lalu, banyak titik kebakaran yang berada jauh dari jangkauan kendaraan dan minim sumber air di sekitarnya.

“Kalau sumber air jauh, petugas harus bolak-balik mengambil dari titik terdekat. Ini tentu memakan waktu dan tenaga,” tuturnya.

Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk turut berperan mencegah karhutla, terutama dengan tidak melakukan pembakaran lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: