Pailit Elit

Senin 13-07-2020,11:20 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

“Yang jelas, untuk konsumen yang sudah balik nama, aman.”

Kurator bertugas mengurus aset-aset perusahaan kemudian membayar hutang-hutang debitur pailit kepada krediturnya. Sumber dana berasal dari penjualan aset debitur atau piutang debitur yang belum terbayar.

Sudah Tiga Bulan

Seorang warga Borneo Paradiso yang tidak bersedia dipublikasikan namanya mengatakan  isu pailit pengembang perumahan itu sudah terdengar sejak tiga bulan lalu. “Kami di grup WA warga komplek ramai membahas itu,” katanya.

Namun kata pria yang sudah sepuluh tahun menghuni perumahan elit itu, masyarakat menyikapinya biasa saja. “Karena 70 persen warga di klaster saya sudah memegang sertifikat atas nama sendiri,” jelasnya.   

Meski begitu, penghuni Klaster I ini mengaku cukup waswas, lantaran ia termasuk bagian dari 30 persen warga yang belum balik nama. “Tempo hari saya berkomunikasi dengan pengembang agar segera balik nama,” imbuhnya. Namun sampai saat ini hal itu belum dia lakukan. Untuk balik nama sertifikat rumah, ia perlu menyiapkan uang sebesar Rp 15 juta. 

Kantor perwakilan PT Cowell Development Tbk di Balikpapan belum dapat dikonfirmasi pada hari Minggu, 12 Juli kemarin. Berdasarkan berbagai situs jual beli rumah, harga hunian di daerah yang dekat dengan bandar udara Sepinggan ini, cukup tinggi.

Harga rumah minimalis tipe 60 dengan luas bangunan 60 m2 dan luas tanah 30 m2 ditawarkan mulai Rp454 juta. Sementara harga paling mahal dengan tipe townhouse ditawarkan Rp 2,1 miliar.

Saham Gocap

Jauh sebelum dinyatakan pailit, saham COWL terbenam di bursa. Mereka masuk dalam emiten gocap alias bernilai Rp 50 per lembar saham. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dirilis Penafian, saham COWL tidur sejak 22 November 2019 dan tak mampu bangkit lagi.  

Dalam lama websitenya, perseroan didirikan pada 1981. Mula-mula namanya PT Internusa Artacipta. Empat tahun berselang, namanya berubah menjadi PT Karya Cipta Putra Indonesia. Pada tahun 2006, akhirnya perseroan mengganti identitas menjadi PT Cowell Development dan rsmi melantai.

Perusahaan telah menyelesaikan proyek-proyek berkualitas tinggi. Memulai proyek pertamanya di tahun 1984, mengembangkan Melati Mas Residence (sebelumnya dikenal sebagai Villa Melati Mas), suatu kawasan perumahan yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan. Di tahun-tahun berikutnya, Perseroan memperluas kegiatannya ke proyek-proyek pengembangan apartemen dan bangunan komersial.

Portofolio perseroan terdiri dari lima perumahan, yaitu Melati Mas Residence, Serpong Park, Serpong Terrace, Laverde, dan Borneo Paradiso, serta bangunan bertingkat seperti Westmark, The Oasis, dan Lexington Residence.  Semuanya di Kawasan Jabodetabek.

Proyek di Kalimantan ialah The Oasis dan Borneo Paradiso Balikpapan dikembangkan dengan konsep mixed-use, yang menggabungkan fasilitas perumahan, komersial, dan pendukung dalam satu area yang luas.

Namun reputasi beken perusahaan tak mampu menghadapi krisis yang menerpanya. Pengembang elit inipun akhirnya pailit. (yos) 

Tags :
Kategori :

Terkait