Disbun Perkuat Pengembangan Kakao Sentra Produksi Kaubun dan Karangan

Sabtu 22-11-2025,20:00 WIB
Reporter : Sakiya Yusri
Editor : Sammy Laurens

KUTIM, NOMORSATUKALTIM - Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur (Disbun Kutim) terus memaksimalkan upaya peningkatan produktivitas sekaligus penguatan industri pengolahan kakao di wilayah sentra utama, khususnya Kecamatan Kaubun dan Karangan. 

Kepala Bidang Usaha, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Disbun Kutim, Aminudin Azis, menegaskan bahwa kedua wilayah tersebut kini menjadi titik prioritas karena memiliki potensi besar dalam pengembangan kakao berkualitas.

“Untuk komoditas kakao, kami secara terus-menerus melakukan pendampingan di sentra-sentra utama seperti Kaubun dan Karangan,” ujarnya, Sabtu 22 November 2025.

Ia menjelaskan bahwa pengembangan kakao tidak hanya terfokus pada hulu, tetapi juga diarahkan pada penguatan industri hilir. Di Kaubun dan Karangan, pengolahan kakao sudah masuk tahap industrialisasi dengan keberadaan mesin pengolah biji menjadi coklat.

Salah satu desa yang menjadi fokus pengembangan adalah Desa Pengadan Baru, Kecamatan Kaubun, yang memiliki luasan kebun kakao sekitar 170 hektare dan dikelola oleh Kelompok Tani Kakao Sejahtera. Potensi ini terus diperluas untuk mendorong peningkatan produksi seiring tren kenaikan harga kakao dalam dua tahun terakhir. 

“Sekarang harga kakao sedang bagus, sehingga program pengembangan ini kami dorong lebih kuat sesuai arahan Bupati agar Kutim mampu mengolah kakao menjadi coklat berkualitas,” jelas Aminudin.

Disbun juga memberikan dukungan terhadap industri hilir berupa bantuan alat pengolahan kakao, termasuk penambahan perangkat yang sebelumnya belum terpenuhi dari bantuan provinsi. Selain itu, pemerintah mengirimkan petani dari Kaubun dan Karangan mengikuti program magang pengolahan coklat di Bandung dan Bogor untuk meningkatkan SDM. 

“Tujuannya agar olahan coklat dari Kutim memiliki rasa yang diterima pasar, baik lokal maupun nasional,” tambahnya.

Dari sisi kualitas, kakao asal Kaubun dan Karangan telah mendapat pengakuan dari pihak luar. Ketika sampel dibawa ke Bandung, kualitas aroma dan bijinya dinilai lebih baik dibanding daerah lain. Keunggulan inilah yang diharapkan mampu memperkuat posisi kakao Kutim di pasar.(Sakiya Yusri/Adv)

Kategori :