Seperti yang sering disampaikan para pakar-pakar, ekonom, bahwa pemerintahan itu seyogianya berkelanjutan. Tidak mungkin bisa menyelesaikan persoalan dalam satu periode kepemimpinan.
Kita analogikan negara ini sebagai kapal induk. Kalau dipaksa belok 180 derajat dengan kecepatan tinggi, akan terguncang. Dan itu akan memicu timbulnya gejolak.
BACA JUGA: Budgos Samarinda Kecewa Atribut Ojol Dicatut dalam Kericuhan Aksi DPRD Kaltim
Tapi jika pondasi ekonomi rakyat baik, seberapa dahsyat pun manuver elit politik, masyarakat santai-santai saja.
Ingat peristiwa 1998, krisis politik ditopang oleh krisis keuangan dan ekonomi. Rakyat melawan.
Sekarang ini, demonstrasi mahasiswa dan gojek sudah didukung masyarakat. Kendati kemudian ada yang menunggangi, melakukan tindakan pengrusakan dan penjarahan.
Atau, jangan-jangan ini hanya mengejar target 2029 nanti?
Sampai ada seorang kawan yang berceloteh begini: Ini Presiden terlalu banyak baca buku, padahal dalam pendekatan suksesi program tidak bisa hanya text books.
Bisa jadi antar daereh berbeda.
Mungkin, karena latarbelakangnya militer, jadi apa yang dipikirkan dan diperintahkan harus dikerjakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Lalu, bagaimana menurut Anda?
(Penulis adalah Jurnalis Disway Kaltim)