Bentuk pendampingan ini mencakup pelatihan manajemen kandang, teknik pemberian pakan yang tepat, hingga strategi pencegahan penyakit yang dapat mengancam kesehatan ternak.
Sudarman menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada keseriusan peternak penerima bantuan.
BACA JUGA:Tanjung Perancis, Surga Tersembunyi di Desa Singa Geweh yang Memikat Wisatawan
Para peternak babi pun harus merawat dengan sungguh-sungguh. Karena siklus pertumbuhan babi yang relatif cepat dapat memberikan keuntungan ekonomi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Kami ingin memastikan bahwa bibit yang diberikan benar-benar tumbuh optimal. Jika hasilnya baik, bukan hanya keluarga penerima yang diuntungkan, tetapi juga roda perekonomian lokal akan ikut bergerak,” tegasnya.
Dalam pandangannya, sektor peternakan memiliki potensi besar untuk menjadi penopang ekonomi masyarakat pedesaan.
Dengan dukungan modal dan bibit yang tepat, peternak dapat mengembangkan usahanya hingga skala lebih besar, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Lebih lanjut, Sudarman mengungkapkan bahwa pemerintah daerah juga mempertimbangkan faktor keberlanjutan program.
Oleh karena itu, monitoring rutin akan terus dilakukan untuk memastikan bahwa bibit yang disalurkan benar-benar dipelihara dengan baik dan tidak dijual sebelum berkembang biak.
Ia menambahkan bahwa pengembangan peternakan babi di Kutim bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga membuka peluang distribusi ke wilayah lain.
Dengan manajemen yang tepat, hasil ternak babi Kutim dapat memiliki daya saing yang tinggi di pasar regional.
“Jika peternak bisa menjaga kualitas dan produktivitas, peluang pasarnya sangat luas. Kami siap membantu dalam hal pendampingan teknis dan pembukaan akses pasar,” tutupnya.(Sakiya Yusri)