Panen Jagung dari Pengolahan Lahan Tidur di PPU Hasilkan 5 Ton Per Hektare

Selasa 29-04-2025,17:50 WIB
Reporter : Achmad Syamsir Awal
Editor : Didik Eri Sukianto

PENAJAM PASER UTARA, NOMORSATUKALTIM- Mengoptimalkan lahan tidur menjadi produktif dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) dengan mengolah lahan pertanian. Salah satunya adalah pengolahan lahan di Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam.

Hasil kolaborasi antara Kelompok Tani Jagung "Sawit Lestari" di Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam melakukan panen jagung di luasan lahan 10 hektare. Dalam giat ini turut melibatkan personel Polres PPU.

"Lahan ini adalah hasil kerja sama dengan Pertamina, dan bentuk optimalisasi lahan tidur yang kini produktif serta memberi manfaat nyata bagi warga sekitar," ujar Bupati PPU, Mudyat Noor, Selasa (29/4/2025).

Dikatakannya, panen ini juga sebagai wujud nyata lintas sektor untuk memajukan sektor pertanian di wilayah PPU.

BACA JUGA: Godok Raperda Pertanian Organik, Ini Manfaatnya untuk PPU

Ia mengatakan, PPU tak hanya sebagai lumbung pangan Kaltim dalam komoditas padi, tapi juga dalam komoditas lain seperti jagung.

Rata-rata hasil panen jagung mencapai 5,5 ton per hektare. Meski angka ini masih di bawah rata-rata nasional yang berkisar di 7 ton per hektare, namun Mudyat menilai potensi pertanian jagung di PPU sangat menjanjikan.

Diinformasikan, harga jagung di tingkat petani saat ini sekitar Rp5 juta per ton, sementara harga nasional berkisar Rp6 juta- Rp7 juta per ton. Menurut Mudyat, selisih harga ini menunjukkan perlunya kehadiran pihak ketiga atau mitra industri agar pemasaran menjadi lebih efektif dan menguntungkan bagi petani.

"Petani jangan dibebani lagi dengan urusan penjualan setelah bersusah payah menanam," imbuhnya.

BACA JUGA: Hasil Pertanian Penajam Bisa Swasembada Pangan hingga Penopang Kemandirian Ekonomi

Di sisi lain, ia menyebut perlunya pendataan potensi produksi jagung secara menyeluruh di PPU sebagai langka h awal pembentukan industri hilir. Hal inipun ditekankan menjadi tugas dinas terkait.

"Hilirisasi bukan hanya untuk tambang, minyak, atau batu bara saja seperti yang disampaikan Pak Prabowo, tetapi juga harus kita dorong dalam sektor pertanian. Ini bisa menjadi peluang usaha baru dan menciptakan lapangan pekerjaan," tutup Mudyat. 

Kategori :