Waspada Virus HMPV, Dinkes Imbau Jalankan PHBS Meski Belum Ada Temuan di Balikpapan

Kamis 09-01-2025,21:56 WIB
Reporter : Chandra
Editor : Didik Eri Sukianto

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai penyakit flu, termasuk potensi penyebaran HMPV ini.

Ia mengatakan, bahwa meskipun flu merupakan penyakit yang sudah lama dikenal di Indonesia, ada risiko komplikasi serius seperti pneumonia yang bisa memperberat kondisi kesehatan.

“Yang namanya flu itu kan sudah biasa ya di Indonesia, merupakan penyakit konvensional, penyakit lama,” jelas Alwiati, Kamis (9/1/2025).

BACA JUGA: Virus HMPV Belum Masuk Berau, Dinkes Gerak Cepat Sosialisasikan Pola Hidup Sehat dan Bersih

BACA JUGA: Kenali Gejala dan Cara Pencegahan HMPV yang Kasusnya Meningkat di China

Namun, ia menegaskan, bahwa jika flu berkembang menjadi pneumonia, hal ini dapat menjadi ancaman serius, terutama bagi individu yang memiliki riwayat asma atau pernah mengalami pneumonia sebelumnya.

“Pneumonia ini bisa menyebabkan sesak, terutama pada orang yang mudah sesak, pernah mengalami pneumonia, atau pada orang yang memiliki asma. Itu yang mungkin akan memperberat kondisi,” tambahnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit, Alwiati mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan secara rutin dan memakai masker, terutama bagi yang sedang sakit.

“Orang yang sakit, seperti sesak, batuk, atau flu, harus memakai masker,” katanya.

BACA JUGA: Penyakit Pernafasan Merebak di China, Ini Alasan Kemenkes RI Belum Berlakukan Pembatasan

BACA JUGA: China Deteksi Penyakit Pernafasan Baru, Gejalanya Mirip Pilek, Covid-19 Jilid 2?  

Meskipun hingga saat ini belum ditemukan kasus HMPV di Balikpapan, Alwiati mengingatkan pentingnya kewaspadaan.

“Di Balikpapan, belum ada temuan. Jangan sampai ada, ya, tetapi kita harus tetap hati-hati karena di Balikpapan banyak orang datang dari berbagai jalur seperti bandara, pelabuhan, darat, semuanya ada,” ungkapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan tidak hanya berlaku selama pandemi COVID-19, tetapi tetap relevan hingga kini.

Ia menyebut, dengan kondisi Balikpapan sebagai kota transit, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan menjaga kesehatan, demi mencegah penyebaran virus seperti HMPV.

BACA JUGA: Bupati Kukar Ultimatum Camat: Tak Optimal Tangani Sampah akan Dicopot

BACA JUGA: Komisi III DPRD Kaltim Sidak Gedung Pandurata RSUD AWS, Kontraktor Ditarget Selesai Januari

Menurut informasi yang dihimpun Nomorsatukaltim dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk tetap tenang terkait Human Metapneumovirus (HMPV).

Menurutnya, HMPV bukanlah ancaman baru dalam dunia kesehatan dan telah lama dikenal.

“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia. Kalau dicek, memang ada. Saya sendiri melihat data dari beberapa laboratorium, ternyata beberapa anak memang ada yang terkena HMPV,” jelasnya di Jakarta, Senin (6/1/2025).

Menkes Budi menegaskan, bahwa HMPV berbeda dari COVID-19. Virus COVID-19 adalah virus baru yang muncul beberapa tahun lalu, sedangkan HMPV sudah ada sejak 2001.

BACA JUGA: Hasil Penelitian: 3 Cangkir Kopi Setiap Hari Tingkatkan Kesehatan Jantung

BACA JUGA: Kombinasi Rebusan Serai dan Jahe, Dua Herbal yang Kaya Khasiat Kesehatan

Virus ini memiliki sifat serupa dengan flu biasa, dan sistem kekebalan tubuh manusia sudah lama mengenalinya.

“Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa,” ujarnya.

Budi menjelaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Gejalanya mirip flu biasa, seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas.

Sebagian besar pasien akan pulih secara alami tanpa memerlukan pengobatan khusus. Penularannya juga serupa dengan flu lainnya, melalui droplet atau percikan air liur dari individu yang terinfeksi.

BACA JUGA:Prabowo Berencana Evaluasi Proyek Strategis Nasional, Dasco: Ada yang Kurang Happy

BACA JUGA: Pemerintah-DPR Sepakat Turunkan Biaya Haji 2025, Rp4 Jutaan per Jamaah

Meski begitu, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit bawaan tetap harus waspada.

Kategori :