SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda menjadi satu dari segelintir rumah sakit (RS) yang memiliki layanan kedokteran nuklir di Indonesia.
Fasilitas ini menjadi harapan baru bagi pasien kanker di Kalimantan Timur (Kaltim), terutama penderita kanker tiroid.
Saat ini, hanya terdapat 8 RS di Indonesia yang menyediakan layanan kedokteran nuklir untuk terapi dan diagnostik.
Rumah sakit tersebut berada di Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
BACA JUGA: Dishub Balikpapan Revitalisasi Transportasi Umum Melalui Transformasi Angkot
BACA JUGA: Mengaku Dapat Bisikan Gaib, Remaja 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek, Ibu Kritis
Namun, untuk Medan dan Surabaya, hanya menyediakan layanan diagnostik.
Kedokteran Nuklir di RS AW Sjahranie menggunakan teknologi radioisotop untuk terapi yang lebih spesifik.
Teknologi ini memungkinkan pengobatan langsung ke sel kanker tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Instalasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas diagnostik untuk mendeteksi jenis kanker lainnya, seperti kanker payudara, serviks, dan nasofaring.
BACA JUGA: Program Makan Gratis Dianggarkan Rp10.000 per Porsi, Istana Sebut Sudah Dikaji Setahun
BACA JUGA: Pemprov Target Beasiswa Kaltim Tuntas Tersalurkan pada 10 Desember 2024
Berdasarkan informasi yang didapatkan, RSUD AWS adalah salah satu dari 4 RS pertama di Indonesia yang mendirikan Instalasi Kedokteran Nuklir.
Instalasi tersebut mulai beroperasi di RSUD AWS pada tahun 2018.
“Layanan ini menjadi terobosan penting, terutama karena AWS adalah rumah sakit pertama di luar Jawa yang memenuhi standar Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Kami melayani pasien dari berbagai wilayah, sehingga akses pengobatan lebih terbuka,” ujar Direktur RSUD AWS, Dr. David Masjhoer.