Pengiriman biomassa sering terhambat oleh cuaca dan kondisi laut yang tidak menentu, yang mengganggu kelancaran suplai.
Kebutuhan konsumsi biomassa maksimal PLTU Teluk Balikpapan mencapai 100 ton per hari, namun saat ini rata-rata pasokan yang tersedia hanya sekitar 30-50 ton per hari.
PLTU Teluk Balikpapan melakukan kerja sama dengan kelompok tani dan berbagai komunitas pengelola limbah kayu di sekitar Balikpapan.
“Kami mencoba menjalin kemitraan dengan masyarakat lokal untuk meningkatkan pasokan biomassa,” beber Alif.
Namun, kendala logistik dan harga beli biomassa yang rendah menjadi penghalang dalam mencapai target.
Di samping masalah pasokan, aspek ekonomi juga menjadi tantangan.
Alif menjelaskan bahwa biaya biomassa dihitung setara 1,2 kali harga batu bara, tetapi biaya transportasi tidak diakomodasi dalam aturan.
Ini membuat pemasok enggan berinvestasi lebih jauh dalam penyediaan biomassa, karena mereka tidak mendapatkan keuntungan yang memadai.
PLTU Teluk Balikpapan kini berupaya memperluas sumber biomassa dengan menjajaki kerja sama baru.
Alif menyampaikan bahwa pihaknya sedang mencari lahan untuk kerjasama yang lebih luas, termasuk dengan institusi seperti Perhutani. Namun, proses ini masih dalam tahap awal dan membutuhkan waktu untuk mencapai skala yang diharapkan.
Selain itu, pemerintah daerah juga diharapkan dapat lebih proaktif dalam mendukung upaya transisi energi.
Sudirman dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan menekankan bahwa pihaknya siap mendukung kolaborasi antara PLN dan pemangku kepentingan lainnya.
“Ini penting untuk memastikan keberlanjutan program ini,” tegasnya.
Meskipun PLTU Teluk Balikpapan telah memulai langkah awal dalam pemanfaatan biomassa, realisasi transisi energi ini masih jauh dari target.
Alif menekankan bahwa Koordinasi yang lebih baik antara PLN, pemerintah daerah, dan pemasok lokal, serta dukungan kebijakan yang menyeluruh, sangat dibutuhkan agar program Co-Firing ini dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.
Saat ini dengan seluruh tantangan yang masih banyak menghadang, semua pihak harus dapat bekerja sama untuk menciptakan solusi yang tidak hanya menguntungkan dari segi ekonomi tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan, demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat dan alam di sekitar PLTU Teluk Balikpapan.