Tantangan Menjadi Kelas Menengah di Indonesia

Selasa 15-10-2024,12:02 WIB
Reporter : Tri Romadhani
Editor : Tri Romadhani

"Kelas menengah ini berada di tengah-tengah. Mereka tidak mampu naik ke strata ekonomi yang lebih tinggi, namun mereka juga belum terjerumus ke dalam kemiskinan," ungkapnya.

Selama masa pandemi Covid-19, tantangan yang dihadapi oleh kelas menengah semakin nyata.

Huda mengungkapkan bahwa selama pandemi, bantuan sosial yang diberikan pemerintah sebagian besar ditujukan kepada kelompok miskin, sementara kelas menengah justru harus berjuang keras untuk mempertahankan kesejahteraan mereka di tengah penurunan pendapatan.

Hal ini semakin memperburuk posisi ekonomi kelas menengah yang sudah rentan.

Dengan rencana kenaikan PPN pada tahun 2025, Huda memperingatkan bahwa kondisi ini dapat semakin memperberat beban ekonomi yang sudah ditanggung oleh kelas menengah.

Pertumbuhan pendapatan kelas menengah yang hanya berkisar sekitar 1,5% setiap tahunnya tidak cukup untuk menandingi laju kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Sebagai akibatnya, banyak dari mereka yang mulai terpaksa menggunakan tabungan mereka untuk menjaga pola konsumsi tetap berjalan, yang pada akhirnya semakin memperlemah daya tahan ekonomi mereka.

BACA JUGA : Jokowi Masih Optimistis, Indonesia Bakal Jadi 3 Besar Kekuatan Ekonomi Asia

Kondisi ini, menurut Huda, menunjukkan betapa rapuhnya posisi kelas menengah dalam menghadapi berbagai tekanan ekonomi.

Ia menyarankan agar pemerintah menunda rencana kenaikan tarif PPN dan mempertahankan berbagai bentuk subsidi yang ada saat ini.

Dengan demikian, kelas menengah diharapkan dapat memperoleh kesempatan untuk bernafas dan memulihkan kondisi keuangan mereka sebelum menghadapi tantangan ekonomi yang lebih besar di masa mendatang.

Selain itu, Huda juga menyoroti pentingnya literasi keuangan dan pemahaman tentang investasi sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.

Meskipun minat masyarakat terhadap investasi semakin meningkat, banyak di antara mereka yang masih belum memiliki pemahaman yang cukup tentang risiko investasi.

Banyak orang yang tergoda dengan iming-iming keuntungan besar tanpa memahami sepenuhnya risiko yang terkait dengan investasi tersebut.

Oleh karena itu, Huda menekankan bahwa masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai investasi agar mereka dapat membuat keputusan yang bijak dan rasional di tengah situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian.

BACA JUGA : Bank Dunia Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh Paling Tinggi di Kawasan Asia Timur dan Pasifik

Kategori :