KUTAI KARTANEGARA, NOMORSATUKALTIM - Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Cantik, yang berlokasi di Kampung Kamal, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, terus menunjukkan perkembangan signifikan meskipun sempat mengalami pasang surut akibat pandemi COVID-19.
Berkat dukungan penuh dari Pertamina Hulu Mahakam (PHM), KWT ini mampu bangkit dan mengembangkan potensi anggotanya.
KWT Maju Cantik pertama kali dibentuk pada tahun 2019 dengan anggota sebanyak 73 orang.
Namun, saat pandemi melanda, aktivitas kelompok ini terhenti, dan banyak anggota yang berhenti berpartisipasi.
Pada 2021, kelompok ini diremajakan kembali dengan 13 anggota yang masih aktif.
BACA JUGA : AKD DPRD Kaltim Belum Terbentuk, Pansus Tatib Kerja Maraton
Bendahara KWT Maju Cantik, Lina mengungkapkan bahwa meskipun jumlah anggota menyusut, semangat mereka tidak pernah padam berkat dukungan dari PHM.
“Kami memang sempat vakum, tapi pada 2021 kami mulai bangkit lagi. Meski jumlah anggota berkurang, kami yang tersisa tetap semangat menjalankan KWT ini. Yang membuat kami tetap berjalan adalah dukungan dari PHM, mulai dari pelatihan hingga penyediaan alat produksi,” ujarnya.
PHM berperan besar dalam memberikan fasilitas kepada KWT Maju Cantik, termasuk pelatihan produksi olahan pangan, serta menyediakan peralatan seperti mixer dan mesin pemotong.
Tak hanya itu, PHM juga membantu pemasaran produk KWT melalui bazar-bazar dan expo, bahkan sampai tingkat nasional.
BACA JUGA : Fasilitas Lengkap, RS Nusantara Terima Pasien Masyarakat Umum dan BPJS
Ana Nustatul, perwakilan PHM sekaligus penanggung jawab KWT Maju Cantik, menjelaskan bahwa dukungan PHM tidak terbatas hanya pada pelatihan dan alat produksi.
“Kami di PHM tidak hanya memfasilitasi alat dan pelatihan, tetapi juga mendampingi mereka hingga mendapatkan sertifikat halal dan PIRT. Hingga produk mereka kini lebih dipercaya oleh konsumen,” ungkap Ana.
Ana juga mengapresiasi kreativitas dari anggota KWT ini, ia menjelaskan kalau mereka tidak memiliki batasan kreativitas untuk menciptakan suatu produk atau inovasi
"Ibu-ibu di sini sangat kreatif. Berawal dari produk-produk sederhana seperti amplang, tempe, dan keripik singkong, kini mereka mampu menghasilkan produk berkualitas. Kami di PHM hanya membantu memfasilitasi dan mendorong kreativitas mereka," kata Ana.