BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Alwiati, mengonfirmasi adanya peningkatan kasus gondongan di wilayah Balikpapan dalam beberapa bulan terakhir.
Meski demikian, Alwiati menegaskan bahwa situasi ini bukan dianggap sebagai wabah yang berbahaya.
“Gondongan terpantau, tapi itu bukan kejadian yang sangat berbahaya. Itu sama dengan influenza kalau gondongan,” jelas Alwiati.
Ia juga menambahkan bahwa tidak ada lonjakan signifikan yang perlu dikhawatirkan masyarakat, meskipun ada peningkatan kasus di lingkungan sekolah.
BACA JUGA : Warga Keluhkan IGD Penuh, Rumah Sakit Pastikan Tidak Ada Lonjakan Pasien yang Mengkhawatirkan
Menurut Alwiati, penyebaran gondongan di sekolah terjadi karena penyakit ini menular antar teman salah satunya melalui air liur.
“Karena penularannya lewat air liur, pasti akan menularkan. Kalau ada yang demam dan ada gejala seperti itu, ya sudah, tidak usah sekolah dulu, diliburkan,” imbuhnya.
Data Dinkes Balikpapan mencatat adanya peningkatan jumlah kasus gondongan dalam tiga bulan terakhir, dengan rincian 19 kasus pada Bulan Juli 2024, 38 kasus di Bulan Agustus 2024, dan 72 kasus pada Bulan September 2024.
Meskipun terjadi peningkatan signifikan, Alwiati menegaskan bahwa kasus ini belum dilaporkan secara khusus ke rumah sakit atau puskesmas karena pengobatannya cukup sederhana.
BACA JUGA : Pemkab PPU Berupaya Wujudkan Rumah Ibadah Ramah Anak
“Jumlahnya tidak dilaporkan secara khusus karena pengobatannya hanya diberikan paracetamol, istirahat, selesai,” lanjutnya.
Alwiati menjelaskan lebih lanjut mengenai penyakit ini, yakni gondongan yang dalam istilah medis dikenal sebagai parotitis atau mums, disebabkan oleh virus Mumps yang menyerang kelenjar parotis, kelenjar penghasil air liur di rahang.
Penyakit ini bisa menular dengan mudah melalui percikan air liur atau cairan hidung.
Meskipun gondongan umumnya bisa ditangani dengan baik, Alwiati mengingatkan pentingnya pencegahan melalui pemberian vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella).
BACA JUGA : 8 Kali Ground Breaking, Nilai Investasi di IKN Tembus Rp58,41 Triliun