PENAJAM PASER UTARA, NOMORSATUKALTIM – Seiring dengan berkembangnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan signifikan.
Pertumbuhan ini mencakup peningkatan jumlah penduduk, pembangunan hunian baru, serta peningkatan volume kendaraan di Benuo Taka, nama lain Kabupaten PPU.
Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah potensi terjadinya kemacetan lalu lintas di masa mendatang.
Oleh karena itu, para pemangku kebijakan di PPU dinilai perlu mulai memikirkan solusi untuk mengatasi tantangan ini sejak dini.
BACA JUGA: DLH Kabupaten PPU Rancang Taman Keanekaragaman Hayati
BACA JUGA: Kampung Batu Majang di Mahulu Dipersiapkan Jadi Tempat Wisata Andalan
Langkah ini diambil agar Kabupaten PPU tidak kelabakan ketika harus menghadapi masalah kemacetan di masa mendatang.
Anggota DPRD PPU, Muhammad Bijak Ilhamdani, menyarankan agar PPU belajar dari Kota Balikpapan, yang telah memperkenalkan program transportasi umum, seperti Bus Bacitra (Balikpapan City Trans), sebagai upaya mengurai kemacetan.
"Bisa melihat bagaimana Kota Balikpapan dengan hadirnya bus Bacitra, bahkan saya mengapresiasi," kata Bijak, beberapa hari lalu.
Bijak mengakui bahwa Balikpapan kini sedang dihadapkan dengan persoalan kemacetan lalu lintas akibat pertumbuhan penduduk sebagai dampak hadirnya IKN.
BACA JUGA: UMKM di Teras Samarinda Diseleksi Ulang, Hanya 5 yang terpilih dari 1.145 Pendaftar
BACA JUGA: Hampir 700 Produk UMKM di Kabupaten Penajam Paser Utara Sudah Tersertifikasi Halal
Artinya, kemacetan menjadi ancaman nyata bagi PPU, seiring dengan pesatnya perkembangan daerah oleh kehadiran IKN.
Ia menilai, sejauh ini solusi yang paling efektif untuk mengurai kemacetan adalah dengan mengembangkan transportasi umum.
"Sejauh ini yang mengurai kemacetan itu adalah transportasi umum. Maka saya pikir di Kabupaten PPU sudah harus dipikirkan," sambung Bijak, yang juga merupakan politisi dari Partai Demokrat.