"Asteroid ini bukan bulan kedua, tetapi karena terjebak sementara dalam orbit Bumi, beberapa media menyebutnya sebagai 'bulan mini'," jelas Thomas.
BACA JUGA: Bukan Toyota Apalagi Honda, Daihatsu Rajai Pasar Mobil Khusus Middle Low di Kaltim
BACA JUGA: Sambut Pendaratan Perdana Presiden di Bandara VVIP IKN, Pj Bupati PPU: Ini Sejarah Indonesia
Meski demikian, ukuran asteroid 2024 PT5 hanya sekitar 10 meter, sehingga sangat kecil jika dibandingkan dengan bulan yang sebenarnya.
Selain ukurannya yang jauh lebih kecil, asteroid ini tidak akan tampak seperti bulan purnama di langit.
Orbit asteroid ini juga tidak berbentuk lingkaran sempurna, dan ia hanya akan sekali mengelilingi Bumi sebelum kembali ke orbit asalnya di sekitar Matahari.
Thomas menambahkan bahwa asteroid ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi karena ukurannya yang kecil. Jika masuk atmosfer, ia kemungkinan akan terbakar sebelum mencapai permukaan Bumi.
BACA JUGA: Cermati Gejalanya! Ini Cara Mengetahui Pasangan yang Berselingkuh via WhatsApp
BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan ke Berau Terus Meningkat Setiap Tahun
"Asteroid seperti ini sering kali terdeteksi, namun tidak berbahaya. Kasus serupa pernah terjadi di perairan Bone, Sulawesi, pada tahun 2009," tambah Thomas.
Meski fenomena ini menarik perhatian para astronom, asteroid 2024 PT5 tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Thomas menjelaskan bahwa untuk mengamati objek ini, diperlukan teleskop yang cukup besar dan canggih.
"Observatorium dengan peralatan canggih di seluruh dunia telah bersiap untuk mengamati pergerakan asteroid ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Thomas mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dan melihat fenomena ini sebagai kesempatan untuk memperkaya pengetahuan tentang objek kecil di tata Surya.
BACA JUGA: Warga Antusias Sambut Kedatangan Jokowi di Bumi Batiwakkal
BACA JUGA: Jokowi Tegaskan IKN Adalah Keputusan Seluruh Rakyat
"Ini adalah fenomena menarik dalam dunia astronomi, meski bagi kebanyakan orang tidak akan terlihat. Namun, ini mengingatkan kita akan betapa banyaknya objek di tata surya yang dapat memberikan kejutan," pungkas Thomas.