“Harusnya memang ada perawat, tapi karena sedang sibuk mengawasi pasien lain yang melakukan treadmill, pasien tersebut (korban) hanya bersama dokter saja,” tuturnya.
Sedangkan, terkait dengan pertanyaan mengenai stetoskop yang menyentuh area sensitif, Alwiati pun mengatakan pemeriksaan yang dilakukan masih sesuai dengan prosedur.
“Ya, mungkin memang terasa sampai di atas puting karena stetoskop menekan di area tersebut,” katanya.
Dinas Kesehatan pun juga telah meminta IDI untuk menjelaskan prosedur MCU secara teknis agar masyarakat memahami lebih baik.
BACA JUGA : Mantan Karyawan Perusahaan di Balikpapan Ketahuan Curi 15 Jeriken Solar
Selain itu, pihak klinik telah diminta untuk mengganti dokter penanggung jawab dan memperbarui izin klinik yang akan berakhir pada November mendatang.
Adapun untuk tindak lanjut atas kasus ini, Alwiati menegaskan bahwa masih didalami oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Balikpapan bersama dengan IDI.
“Kami Dinkes Balikpapan masih mendalami kasusnya dan berkoordinasi dengan majelis etik kedokteran IDI,” pungkas Alwiati.
Disamping itu, Nomorsatukaltim telah mencoba mengonfirmasi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Balikpapan untuk mengetahui status dari dokter FT atas dugaan pelecehan yanh dituduhkan tersebut, namun belum ada keterangan resmi yang diterima.
BACA JUGA : Laskar Mandau Adat Kalimantan Bersatu Ajak Bersinergi Jelang Pilkada 2024 dengan Bentuk DPD PPU