NOMORSATUKALTIM - Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) yang akan berlangsung 27 November nanti di ambang kotak kosong.
Bagaimana tidak, salah satu pasangan calon yang sudah resmi berlayar yakni Rudy Mas’ud dan Seno Aji dengan koalisi gemuknya didukung oleh 7 partai dengan jumlah kursi 44 dari 55 kursi parlemen yang tersedia, ditambah dengan partai non-parlemen yaitu PSI.
Tentu ini membuat peluang petahana Isran Noor – Hadi Mulyadi semakin menipis untuk kembali maju pada Pilgub nanti. Mengingat kini hanya tersedia 2 partai parlemen saja yang belum memutuskan arah dukungannya yaitu PDIP dan Demokrat.
PDIP sendiri memiliki 9 kursi dan Demokrat dengan 2 kursi, tentu jika ingin kembali berlayar, maka pasangan petahana Isran-Hadi harus mendapat dukungan dari kedua partai tersebut.
BACA JUGA: KNPI Mahulu: Pemuda Jangan Jadi Objek Politik di Pilkada 2024
BACA JUGA: Formasi CASN Paser hanya Untuk Tenaga Teknis dan Nakes
Namun, jika salah satunya memutuskan berlabuh ke Rudy-Seno, maka pupus sudah harapan sang petahana untuk kembali bertanding pada Pilgub Kaltim nanti.
Situasi ini menurut saya karena kurangnya pergerakan gesit dari Tim Isran-Hadi.
Memang Isran-Hadi adalah sosok petahana dan jika melihat dari elektabilitasnya, mereka selalu menjadi yang teratas.
Namun, jika hanya melihat dari elektabilitas saja tanpa adanya dukungan dari partai politik yang berada di parlemen, terlihat percuma saja karena tetap tidak mampu untuk maju pada Pilgub nanti.
BACA JUGA: Menko PMK Tawarkan Nasi Jagung untuk Menu Program Makan Siang Gratis
BACA JUGA: Tarif Sewa Mobil Meroket di IKN, Fortuner Tembus Rp5 Juta per Hari
Pada awalnya, mereka terlihat gencar ingin maju independen dengan mengumpulkan surat dukungan dari masyarakat, namun pada akhirnya hal itu urung terjadi mungkin karena mereka “pede” dengan statusnya sebagai petahana.
Dan juga dari berbagai survei selalu berada diposisi teratas sehingga yakin akan adanya dukungan dari partai politik.
Namun, situasi itu kini berpotensi menjadi petaka bagi keduanya, mengapa?