BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM.COM - Pemerintah Turki memutuskan untuk memblokir akses Instagram di negara tersebut. Langkah ini diambil setelah platform media sosial itu menghapus ucapan belasungkawa atas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang diposting oleh pejabat Turki.
Fahrettin Altun, Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, mengkritik keras tindakan Instagram tersebut.
"Ini adalah penyensoran, murni dan sederhana," ujar Altun seperti dilansir dari Reuters.
Altun juga menyampaikan melalui akun X (sebelumnya Twitter) bahwa Instagram tidak memberikan penjelasan atau kutipan pelanggaran kebijakan atas tindakannya.
BACA JUGA: Hari Pertama Bacitra Mengaspal, Warga Balikpapan Wajib Punya E-Money
BACA JUGA: Catatan Rizal Effendi: Air Bersih untuk Balikpapan
Latar Belakang Kematian Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang berusia 62 tahun, tewas dalam serangan udara di Iran pada Rabu, 30 Juli 2024.
Dilansir dari Al Jazeera, Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.
Serangan tersebut menargetkan tempat tinggal khusus untuk veteran perang di utara Teheran, tempat Haniyeh menginap.
Selain Haniyeh, pengawalnya juga tewas dalam serangan tersebut.
BACA JUGA: Pentingnya Ekosistem Mangrove, PT Berau Coal Bersama Mitra Lakukan Aksi Nyata Rawat Kawasan Pesisir
BACA JUGA: Politik Uang Jadi Atensi Khusus Pengawasan Bawaslu Kubar di Pilkada 2024
Namun kabar serangan jarak jauh ini dibantah oleh berita yang diterbitkan oleh New York Times, pada Kamis (1/8/2024).
New York Times menyebut bahwa Haniyeh tewas akibat bom yang diselundupkan di tempatnya menginap sejak dua bulan lalu.