BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Pernahkah Anda merasa udara menjadi sangat gerah dan lembab sebelum hujan turun? Fenomena ini sering kita alami, terutama di daerah tropis seperti Indonesia.
Tapi, apa sebenarnya yang menyebabkan udara menjadi begitu gerah menjelang hujan? Mari kita bahas penyebab-penyebabnya secara lebih mendalam berdasarkan informasi yang kami kumpulkan dari berbagai sumber.
BACA JUGA: Rumah Sakit ini Buka Pelayanan bagi Pecandu Judi Online, Berminat?
Kelembaban Udara yang Tinggi
Sebelum hujan turun, udara menjadi sangat lembab. Hal ini terjadi karena uap air yang terkandung dalam udara meningkat. Uap air ini berasal dari penguapan air di permukaan tanah, tanaman, dan badan air. Ketika udara mencapai titik jenuh dengan uap air, kelembaban relatif meningkat, membuat udara terasa lebih lembab dan gerah. Kelembaban yang tinggi mengurangi kemampuan tubuh kita untuk mendingin melalui keringat.
Saat tubuh kita berkeringat, proses penguapan keringat seharusnya membantu mendinginkan tubuh. Namun, saat kelembaban udara tinggi, keringat menguap lebih lambat, sehingga tubuh kita tetap merasa panas dan tidak nyaman.
BACA JUGA: Sapi Limousin: Pilihan Utama Pejabat untuk Kurban Idul Adha, Ini Sejarah dan Keunggulannya
Penurunan Tekanan Udara
Sebelum hujan, biasanya terjadi penurunan tekanan udara. Hal ini dikarenakan adanya sistem tekanan rendah yang mendekat. Penurunan tekanan udara ini menyebabkan udara naik dan mendingin di atmosfer atas, yang kemudian mengakibatkan kondensasi uap air dan pembentukan awan.
Namun, di permukaan tanah, penurunan tekanan udara ini membuat udara terasa lebih berat dan menekan, menambah rasa gerah yang kita rasakan.
LIHAT JUGA: Daging Kambing Bikin Hipertensi Itu Mitos? Ini Faktanya Menurut Pakar
Pergerakan Udara Vertikal
Saat awan mulai terbentuk dan berkembang menjadi awan hujan, terjadi pergerakan udara vertikal yang signifikan. Udara panas dan lembab dari permukaan tanah naik ke atmosfer atas.
Proses ini menyebabkan udara di dekat permukaan tanah menjadi lebih stagnan dan panas karena tidak ada sirkulasi yang baik. Udara yang naik membawa kelembaban ke atas, sementara udara panas dan lembab tetap terperangkap di dekat permukaan tanah, menciptakan rasa gerah yang semakin intens.
BACA JUGA: Belajar dari Gerbong Kereta Bekas Bersama Toto-chan