SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Realisasi pembangunan di Kota Samarinda pada masa kepemimpinan Andi Harun - Rusmadi Wongso dinilai banyak menimbulkan perubahan positif.
Meskipun, dari setiap persoalan yang terjadi belum ditangani secara optimal.
Seperti persoalan banjir, penataan kawasan parkir, penataan lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) serta beberapa persoalan lainnya.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari para ahli, salah satunya dari Pengamat Tata Kota, Warsilan.
Pengajar S2 Lingkungan di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda itu mengatakan bahwa, penataan kawasan perkotaan di Samarinda tidak terlepas dari persoalan banjir.
BACA JUGA : Kondisi Anak Sungai di Jalan PM Noor Samarinda: Sampah Menggenang, Sedimentasi Tinggi
Menurutnya, penanganan masalah banjir yang terjadi di Samarinda selama ini memang membutuhkan proses.
Namun hal itu dibutuhkan konsistensi dari pemerintah daerah.
Warsilan menilai, pembangunan kawasan Kota Samarinda di periode lima tahun terakhir ini memang terlihat banyak memberikan dampak positif.
Hal itu dapat dilihat dari beberapa item pembangunan yang masih menjadi perhatian pemerintah kota Samarinda.
Seperti penanganan masalah banjir yang mulai ada penurunan debit air di beberapa titik langganan banjir, kemudian penataan kawasan Sungai Karang Mumus (SKM).
"Untuk masalah banjir memang tidak bisa cepat ya, perlu proses yang cukup panjang. Saya melihatnya di akhir jabatan beliau (Andi Harun-Rusmadi Wongso) itu positif saja. Dibandingkan sebelumnya masih stagnan. Sekarang eksekusinya positif saja gitu. Kalau saya melihatnya gitu aja sih," kata Warsilan kepada media ini, Minggu (5/5/2024).
BACA JUGA : Samarinda Raih Penghargaan Kota Pembangunan Terbaik Pertama di Kaltim
Meski demikian, Warsilan menilai dari beberapa item pembangunan yang dikerjakan, sebagian besar terealisasi menjelang akhir jabatan.
Seperti Revitalisasi Pasar pagi, revitalisasi Kawasan Citra Niaga, penataan Teras Sungai Mahakam yang berada di depan Kantor Gubernur Kaltim, dan pembangunan terowongan di Jalan Kakap, Samarinda Ilir.