Disdikbud Kukar Susun Road Map Pendidikan 2025-2029, Ini Kisi-Kisinya…

Rabu 01-11-2023,14:52 WIB


--

Kukar, NOMORSATUKALTIM - Road map pengembangan pendidikan Kutai Kartanegara (Kukar) untuk periode 2025-2029 sedang disusun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar. 

Road map pendidikan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan pendidikan Kukar yang selaras dengan konstitusi dan visi-misi Kukar Idaman.

Untuk menyusun road map pendidikan ini, Disdikbud Kukar melakukan berbagai langkah, salah satunya adalah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Cita-cita, Capaian dan Harapan Pendidikan Idaman Kukar”. Itu digelar pada Rabu (1/11/2023).

FGD ini diikuti 150 orang yang terdiri dari berbagai elemen yang terkait dengan pendidikan di Kukar, seperti Kepala Diskominfo Kukar, Dafip Haryanto; Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor; para rektor universitas dan ketua sekolah tinggi di Kalimantan Timur (Kaltim), serta para kepala sekolah dan guru.

FGD ini juga menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman di bidang pendidikan, yaitu Anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah (BAN PDM) Kemendikbudristek, Prof Bahruddin dan Dosen Bahasa Inggris Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof Jimmy.

Thauhid Afrilian Noor mengatakan bahwa FGD ini adalah kelanjutan dari pertemuan pertama di Jakarta bersama Bupati dan Komisi IV DPRD Kukar, serta pakar pendidikan nasional. 

Ia mengatakan bahwa FGD ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari berbagai ahli dan praktisi untuk kemajuan pendidikan di Kukar.

“Kami ingin menyusun road map pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Kami juga ingin meningkatkan mutu pendidikan dalam konteks pembangunan di Kukar,” kata Thauhid Afrilian Noor.

Dalam FGD ini, Prof Bahruddin memberikan masukan tentang standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan yang harus dipenuhi oleh semua sekolah di Kukar. 

Ia mengatakan bahwa SPM pendidikan adalah salah satu indikator kualitas pendidikan yang harus diukur secara berkala.

“SPM pendidikan meliputi aspek input, proses, dan output. Input mencakup sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, serta peserta didik. Proses mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian. Output mencakup lulusan, prestasi, dan akreditasi,” ujar Prof Bahruddin.

Prof Jimmy juga memberikan masukan tentang kurikulum merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek. 

Ia mengatakan bahwa kurikulum merdeka adalah kurikulum yang memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan potensi lokal.

“Kurikulum merdeka tidak berarti mengabaikan kurikulum nasional, tetapi lebih mengembangkan kurikulum nasional dengan memperkaya dan memperdalam materi sesuai dengan konteks lokal. Kurikulum merdeka juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler,” paparnya.

Kategori :