PHK di Berau Tembus 1.105 Orang Sepanjang 2025, Mayoritas Terdampak Penutupan Proyek Tambang
Kepala Disnakertrans Berau, Zulkifli Azhari-Maulidia Azwini/ Nomorsatukaltim-
BERAU, NOMORSATUKALTIM — Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Berau mencatat sebanyak 1.105 pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Januari–November 2025. Mayoritas kasus berasal dari sektor pertambangan.
Kepala Disnakertrans Berau, Zulkifli Azhari mengatakan, angka tersebut dihimpun berdasarkan data penerima Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Skema dari pemerintah pusat ini memudahkan pendataan karena setiap pekerja yang terkena PHK harus mengurus hak tersebut.
“Sampai akhir November itu sudah ada sekitar 1.105 orang yang di-PHK. Kalau mau terdata, mereka harus mengurus JKP, jadi datanya otomatis masuk ke kami,” ujar Zulkifli kepada Nomorsatukaltim, Rabu 3 November 2025.
BACA JUGA: Triwulan Pertama Tahun 2025, Ada Lebih dari 760 Pekerja di Berau Kena PHK
Menurut dia, PHK di sektor pertambangan sebagian besar bukan disebabkan oleh pelanggaran tenaga kerja, melainkan karena selesainya masa operasi perusahaan.
Salah satu gelombang PHK terbesar tahun ini terjadi saat salah satu perusahaan kontraktor tambang menghentikan operasional karena cadangan sumber daya di wilayah konsesinya telah habis.
“Memang namanya tambang, ketika sumber alam habis, proyek pasti tutup. Itu yang menyebabkan PHK besar-besaran, dan itu wajar terjadi,” jelasnya.
Zulkifli menambahkan, hanya sedikit kasus PHK yang berkaitan dengan pelanggaran disiplin karyawan. Sebagian besar lainnya merupakan konsekuensi struktural dari dinamika industri pertambangan.
BACA JUGA: BLK Berau Rampung, Peluncuran Terancam Molor karena Sarpras Tak Dianggarkan
BACA JUGA: Investasi ke Berau Meningkat, DPRD Ingatkan Pemkab Rekrutmen Tenaga Kerja Lokal
Meski angka PHK cukup tinggi, Zulkifli memastikan mayoritas pekerja yang terdampak sudah kembali bekerja.
Banyak diantaranya mendapat pesangon, manfaat JKP, dan segera mencari peluang di perusahaan lain.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
