Bankaltimtara

Warga Muara Ponaq Dihantui Gelap Gulita, PLN Tak Ada Apalagi Sinyal

Warga Muara Ponaq Dihantui Gelap Gulita, PLN Tak Ada Apalagi Sinyal

Ilustrasi menara komunikasi.-istimewa-

KUBAR, NOMORSATUKALTIM– Warga Kampung Muara Ponaq, Kecamatan Siluq Ngurai masih hidup dalam keterbatasan.

PLN belum masuk mengaliri 84 kepala keluarga yang bermukim di situ. Tak ada listrik, akses komunikasi pun demikian.

Akibatnya, masyarakat setempat harus mengandalkan genset pribadi dan panel tenaga surya sederhana untuk penerangan sehari-hari.

Sayangnya, solusi itu hanya bersifat darurat dan jauh dari kata layak.

BACA JUGA:Ribuan Warga Muara Ponaq Kutai Barat Terisolasi Akibat Jalan Rusak

BACA JUGA:Gerakan Pangan Murah Kodim 0912/Kubar Diserbu Warga, Harga Sembako Lebih Murah dari Pasar

“Sekarang kondisinya hanya mampu menyuplai listrik selama satu jam, itu pun terbatas. Sisanya hanya bisa menyalakan lampu jalan. Sudah hampir satu tahun terakhir keadaannya seperti ini,” keluh Petinggi Kampung Muara Ponaq, Rudiyanto, kepada Nomorsatukaltim, Kamis 21 Agustus 2025.

Katanya bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari pemerintah provinsi yang diberikan delapan tahun lalu kini nyaris tak berfungsi.

Sementara itu, genset yang menjadi tumpuan warga menimbulkan beban biaya yang berat.

BACA JUGA:PDA Kubar Tegaskan Lembaga Adat Harus Jadi Benteng Budaya dan Mitra Pembangunan

Biasanya penggunaan genset berlangsung 4-6 jam. Dengan konsumsi bensin rata-rata 4-5 liter per malam. Adapun harga bensin per liternya bisa mencapai Rp 18 ribu.

Rudiyanto menuturkan, listrik bukan sekadar penerangan. Bagi masyarakat, ketiadaan aliran listrik membuat banyak aktivitas terhambat.

Mulai dari usaha kecil, pendidikan anak, hingga pelayanan kesehatan, semuanya terbatas.

“Bisa dibayangkan, sudah bertahun-tahun kami tidak memiliki penerangan yang layak. Tanpa listrik, banyak pekerjaan masyarakat tidak bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: