Bankaltimtara

Warga Muara Ponaq Dihantui Gelap Gulita, PLN Tak Ada Apalagi Sinyal

Warga Muara Ponaq Dihantui Gelap Gulita, PLN Tak Ada Apalagi Sinyal

Ilustrasi menara komunikasi.-istimewa-

Padahal, jarak Muara Ponaq tidak terlalu jauh dari jalur utama PLN.

Beberapa bulan lalu, tim PLN disebut sudah turun ke lapangan melakukan pengecekan jalur masuk dari Muara Tae menuju Muara Ponaq. Jaraknya sekitar 10 kilometer.

BACA JUGA:Di Hari Kemerdekaan, Bupati Kubar 'Curhat' Kondisi Infrastruktur Jalan

Selain listrik, problem lain yang menghantui warga Muara Ponaq adalah akses komunikasi.

Sinyal operator seluler tak stabil, sering hilang, dan sulit digunakan untuk telepon maupun internet. Kondisi itu membuat masyarakat semakin terisolasi.

Sebagian warga bahkan mencoba solusi alternatif dengan memasang Starlink. Namun, belakangan pemasangan perangkat internet satelit itu kian dibatasi.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Terbaik di Kutai Barat yang Wajib Dikunjungi

BACA JUGA:Revisi Perda Pajak Kubar Ramai Diperdebatkan, DPRD Pastikan Warga Tak Terbebani

“Kami berharap ada solusi dari pemerintah atau penyedia lain agar jaringan komunikasi bisa lebih baik. Sekarang susah sekali, apalagi kalau ada urusan mendesak,” kata Rudiyanto.

Kondisi yang dialami warga Muara Ponaq sejatinya bukan cerita baru.

Masalah akses listrik dan telekomunikasi sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun hingga kini, solusi permanen belum juga hadir.

Ironisnya, di saat pemerintah gencar menggaungkan target elektrifikasi 100 persen, masih ada ratusan jiwa di Kutai Barat yang hidup dalam gelap.

BACA JUGA:Pemkab dan DPRD Kutai Barat Ikuti Pidato Kenegaraan Presiden pada HUT ke-80 RI

Beban warga bertambah karena harus membeli bensin dengan harga mahal hanya demi penerangan malam hari.

Situasi ini menunjukkan masih adanya kesenjangan pembangunan antara kota besar dan daerah pedalaman. Padahal warga Muara Ponaq hanya menuntut hak dasar: listrik dan komunikasi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait