Mahasiswa Balikpapan Aksi Turun ke Jalan, Warga Tepuk Tangan: Suara Mereka, Suara Kita Juga
Mahasiswa Balikpapan mulai siap siaga lakukan aksi demonstrasi.-Salsabila/Disway Kaltm-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Suasana siang di Jalan Klandasan, pada Senin 1 September 2025 berbeda dari biasanya.
Tepat pukul 12.00 Wita, ratusan mahasiswa mulai berkumpul dan bersiap melakukan longmarch dari simpang Plaza Balikpapan.
Dari balkon pertokoan hingga tepi jalan, warga dan karyawan kantoran tampak memenuhi setiap sudut untuk menyaksikan jalannya aksi.
Sejumlah orang berdiri di lantai dua ruko, menyibak tirai untuk melihat kerumunan di bawah. Sebagian lain duduk di tepi trotoar, meletakkan tas kerja, dan merekam suasana dengan gawai.
Arus lalu lintas tersendat, namun tidak mengurangi perhatian publik yang seolah terfokus pada barisan mahasiswa beratribut hitam dengan spanduk tuntutan.
"Suara mereka juga suara kita. Semoga ada hasil yang jelas dari aksi ini," kata Saiful, seorang karyawan swasta yang mengaku sengaja keluar kantor saat jam istirahat untuk menyaksikan.
Bagi sebagian warga, aksi ini bukan sekadar protes. Ia menjadi representasi akumulasi keresahan yang lama terpendam.
Sorakan, tepuk tangan, dan teriakan dukungan dari warga di pinggir jalan menunjukkan bahwa mahasiswa dianggap sebagai corong aspirasi publik.
Yuliani, seorang ibu rumah tangga yang berdiri di dekat kerumunan, menyebut bahwa aksi mahasiswa mencerminkan perasaan jenuh warga.
"Kalau ada yang marah, itu wajar. Orang sudah lama menahan. Yang penting, mahasiswa kawal supaya tidak lepas kendali," ungkapnya.
Aksi massa di Balikpapan hari ini memperlihatkan dua wajah sekaligus yakni semangat perlawananyang ingin didengar, dan potensi kemarahan publik yang bisa meledak bila tidak direspons.
Meski demikian, Yuliana mengaku bahwa tindakan anarkis seringkali lahir bukan dari niat awal, melainkan akibat dari rasa kecewa yang tak tertampung.
Dari balkon, tampak sekelompok pekerja kantoran menunduk serius memperhatikan jalannya longmarch.
Beberapa berbisik, beberapa mengangguk, seolah menyetujui seruan mahasiswa yang menggema lewat pengeras suara. Ada yang sekadar menonton, ada pula yang berteriak memberi semangat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

