Revitalisasi Polder Air Hitam, SDA PUPR Perkuat Struktur Tanggul dan Perdalam Kolam
Kolam retensi di kawasan Air Hitam tengah direvitalisasi oleh Pemkot Samarinda.-Rahmat-Disway Kaltim
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bidang Sumber Daya Air (SDA) tengah melakukan tahap revitalisasi polder Air Hitam di Jalan AW Syahranie yang dikenal sebagai sistem penampungan air yang selama ini menjadi tumpuan pengendalian banjir di kawasan padat tersebut.
Langkah ini dilakukan menyusul kerusakan struktur tanggul yang terjadi akibat penggalian tanpa penguatan konstruksi memadai di masa lalu.
Kabid SDA PUPR Samarinda, Hendra, menjelaskan bahwa kolam polder Air Hitam selama ini hanya berupa galian yang diperkuat seadanya dengan pasangan batu (repep) dan beton di bagian atas.
Saat dilakukan upaya pendalaman oleh tim operasi dan pemeliharaan guna meningkatkan kapasitas tampungan air, struktur tanggul justru mengalami longsor.
BACA JUGA : Wagub Seno Aji: Perusahaan Harus Sediakan Jalur Khusus, Solusi Persoalan Hauling Menggunakan Jalan Umum
"Yang terjadi, tanggul sekeliling kolam jebol, merosot, karena kolam tidak ada strukturnya dan hanya galian, kemudian diberi repep sedikit, baru di atasnya dibeton. Jadi ketika digali lebih dalam supaya menampung banjir, sistem polder Air Hitam itu akhirnya melorot," ucapnya pada Kamis,(13/6/2025).
Merespons kondisi tersebut, SDA kini mulai membangun struktur permanen di sekitar kolam dengan memasang sheet pile atau dinding penahan tanah dari baja.
Dengan penguatan tersebut, kolam ditargetkan bisa diperdalam hingga 3 hingga 4 meter dari kondisi eksisting saat ini yang hanya sekitar 2,5 sampai 3 meter.
"Jadi tampungan air dapat lebih banyak," kata Hendra.
BACA JUGA : Disebut Hanya 4 Destinasi Wisata yang Sumbang PAD, Disbudpar Berau Angkat Bicara
Lebih lanjut, Hendra menjelaskan bahwa pendekatan ini akan direplikasi di sejumlah kolam lain di Samarinda, termasuk rencana pembangunan kolam di samping Masjid Al-Ma’ruf, kawasan depan Lembuswana. Dengan keterbatasan lahan di tengah kota, model kolam kecil tapi dalam menjadi solusi yang efisien.
"Kami mencontoh di Bandung, kolam retensi Andir, itu kolamnya kecil-kecil tapi dalam. Karena kalau membebaskan lahan di tengah kota kan susah. Nah harapannya kalau dalam, tampungan air juga lebih banyak,” papar Hendra.
Revitalisasi polder Air Hitam ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 sebesar Rp12 miliar.
Namun, pekerjaan di tahun ini belum akan menuntaskan keseluruhan proyek.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
