Warga Balikpapan Lebih Suka Kontrasepsi Melalui Pil KB

Warga Balikpapan Lebih Suka Kontrasepsi Melalui Pil KB

Balikpapan, DiswayKaltim.com – Mayoritas warga Balikpapan ternyata memilih kontrasepsi dengan menggunakan pil, dibanding cara lain. Setidaknya ini tercermin dari jumlah akseptor yang tercatat Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB).

Dari 3,675 akseptor yang tercatat pada Gerakan Sejuta Akseptor Balikpapan, pengguna pil sebanyak 1.518, urutan kedua ada kondom sebanyak 660, suntik 658 orang, implan 457 orang dan IUD ada 382 akseptor.

"Sebelum memilih jenis kontrasepsi, biasanya akseptor mempertimbangkan efek samping, kepraktisan, dan sebagainya," kata Kepala DP3AKB, Sri Wahyuningsih. Banyak orang pilih, kata Sri Wahyuningsih, karena dianggap praktis dan tidak bikin gemuk. Namun wanita yang biasa disapa Yuyun ini menggaris bawahi bahwa penderita tekanan darah tinggi tidak diperbolehkan mengkonsumsi pil KB.

Sementara itu soal akseptor baru itu, DP3AKB mencatat jumlah peserta melebihi target, sebesar 134 persen. Awalnya pemeirntah hanya menetapkan 2.727 akseptor. "Capaian akseptor berdasarkan pemetaan data dari penyuluh KB di lapangan."

Pemerintah pusat melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaksanakan gerakan sejuta akseptor. Program tersebut dalam memperingati hari keluarga nasional ke-27 yang jatuh pada hari ini (29/6).

Yuyun menjelaskan, gerakan sejuta aseptor tersebut dikhususkan bagi pasangan usia subur di masa pandemi covid-19.

“Gerakan sejuta akseptor KB untuk membuktikkan bahwa di masa pandemi masih ada pelayanan KB. Gerakan sejuta akseptor hari ini saja. Karena kemarinkan masa pandemi banyak yang takut ke fasilitas kesehatan,” katanya dalam peringatan Harganas di Aula kantor Kelurahan Sepinggan Raya (29/06).

Dengan gerakan sejuta aseptor tersebut informasi dapat tersampaikan ke masyarakat bahwa ada penyuluh KB yang siap membagikan pil dan kondom bagi pasangan usia subur (PUS) sudah menikah. Pembagian pil kondom itu dilakukan secara serentak.

“Supaya masyarakat itu ngerti bahwa pelayanan KB itu tidak hanya datang ke fasilitas kesehatan tetapi ada juga pelayanan KB yang tidak harus datang ke fasilitas kesehatan tapi melalui peran penyuluh KB kami yaitu melalui pil dan kondom,” tandasnya.

Menurut Sri Wahyuningsih, tidak semua PUS dibagikan pil dan kondom karena ada kriteria untuk mendapatkan alat kontrasepsi tersebut. “Penyuluh KB yang akan menilainya. Misal dia sakit darah tinggi maka tidak bisa menggunakan pil,” bebernya.

Sedangkan target kepesertaan KB pada tahun ini sebanyak 68 persen dari jumlah pasangan usia subur yang ada. “Pasangan usia subur kita pada posisi Mei 2020 sekitar 102 ribuan,” sebutnya.

Dalam kesempatan yang sama Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan salah satu upaya menekan ledakan penduduk ada dengan ber-KB. “Melalui KB maka akan tumbuh keluarga sehat, terencana dan sejahtera,” kata dia.

Melalui program gerakan sejuta akseptor ini maka BKKBN melakukan pembagian alat kontrasepsi kondom dan pil KB kepada pasangan usia subur yang sudah menikah. “Di tengah COVID-19 ini semangat program KB nya berkurang. Sosialisasi terus dilakukan melalui kader sehingga semangat untuk berKB kembali bersemangat,” imbuh Rizal Effendi. (fey)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: