Seteru Jilid III, Berebut Supremasi di Kota Taman

Seteru Jilid III, Berebut Supremasi di Kota Taman

Kisah lama terulang lagi. Seteru antara Neni Moerniaeni dan Adi Darma akan kembali terjadi pada Pilkada Bontang tahun  ini. Saat ini kedudukannya masih 1:1. Neni pernah kalah pada 2010. Kemudian pada 2015, giliran Adi yang kalah. Pilkada 9 Desember nanti, jadi babak final. Siapa pemegang supremasi. Neni atau Adi?

 ----------------

BALIHO mulai semarak dipasang di Kota Bontang. Neni Moerniaeni- Joni Muslim dan Adi Darma - Basri Rase berebut panggung di jalanan. Hampir seluruh titik keramaian tak luput dari alat peraga kedua kandidat ini.

Para kandidat ini bukan orang-orang baru. Bahkan disebut sebagai head to head jilid III. Neni Moerniaeni pada Pilkada 2015 berpasangan dengan Basri Rase. Melalui jalur independen. Tanpa dukungan partai. Lawannya saat itu, Adi Darma-Isro Umarghani. Sang petahana. Pasangan petahana kalah.

Suara memihak ke kubu Neni-Basri. Pemilu 2015 menjadi kado indah bagi Neni. Setelah sempat kalah oleh Adi Darma. Pada Pilkada 2010. Ini seperti mengulang kisah. Mereka kembali berseteru pada Pilkada tahun ini. Untuk kali ketiganya.

Menilik dari kontestan wakil wali kota juga bukan hal baru. Baik Basri Rase maupun Joni Muslim. Keduanya sempat merasakan iklim politik pemilu.

Basri Rase pada Pilkada 2015 lalu, sempat mendapat tawaran dari Adi Darma. Lobi-lobi politik buntu. Basri saat itu lebih tertarik tawaran Neni Moerniaeni. Selepas Joni mundur.

Sebelumnya, istri Andi Sofyan Hasdam ini menunjuk Joni Muslim. Sudah deklarasi. Baliho sudah disebar di titik-titik keramaian. Namun mendadak berubah. Joni mengundurkan diri. Memilih tetap di dalam barisan Neni-Basri.

Kini mereka kembali berseteru. Politik memang licin. Kawan bisa jadi lawan. Pilkada tahun ini Basri memilih merapat ke Adi Darma. Didukung dua partai; PKB dan PDI-Perjuangan. Sedangkan, Neni - Joni mengklaim telah mendapat dukungan politik 6 partai, Golkar, PPP, PKS Nasdem, Hanura dan PSI.

Sejatinya, kubu Neni masih ingin bersama. Satu kali lagi melewati Pikada bersama Basri. Namun, opsinya kandas. Basri memilih Adi Darma pada pemilu ini. “Sebenarnya kami masih ingin bersama,” ujar Andi Sofyan Hasdam kepada wartawan di sela-sela pendaftaran, beberapa waktu lalu.

Adi Darma buru-buru deklarasi. Tahapan saat itu Belum berjalan, namun kampanye bersama Basri Rase terus digaungkan. Puncaknya, Oktober 2019. Adi Darma dan Basri kompak maju bersama pada Pilkada tahun ini.

POROS BARU SULIT TERWUJUD

Peluang tiga partai; Gerindra, PAN dan Berkarya membentuk poros baru. Tapi masih abu-abu. Gabungan tiga partai ini cukup menjadi perahu di Pilkada. Jika terwujud. Syarat minimal 5 kursi di DPRD sudah terpenuhi.

Gerindra mendudukan tiga orang kadernya di DPRD. Sementara PAN ada dua orang kadernya. Lalu Partai Berkarya satu orang. Tapi sampai saat ini ketiganya belum ambil sikap. Merapat ke kubu salah satu pasangan atau membentuk poros baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: