Biduk-Biduk dan Kisah Putri Suluk, Runtuhnya Kerajaan Kayu

Biduk-Biduk dan Kisah Putri Suluk, Runtuhnya Kerajaan Kayu

Warga juga menyediakan berbagai peralatan snorkeling, diving dan jasa transportasi serta guide untuk mengililingi dan menyaksikan pesona alam Biduk-Biduk.

Namun, dua tahun terakhir, masyarakat Kecamatan Biduk-Biduk bersitegang. Terkait rencana masuknya investor tambang semen ke wilayah mereka. Hal itu menimbulkan pro dan kontra. Sebagian warga mendukung masuknya pabrik semen. Sebagian lagi menolak.

Kelompok masyarakat yang mendukung, berdalih bahwa masuknya pabrik semen akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan membuka lapangan kerja bagi warga lokal. Mengulangi jejak di masa kejayaan PT Daisy Timber.

Namun bagi kelompok yang kontra, beranggapan justru dengan masuknya pabrik semen akan berdampak besar bagi keberlangsungan lingkungan hidup. Mereka khawatir terhadap pencemaran laut, polusi udara yang akan mengancam keindahan alam sekitar.

Perbedaan pendapat itu terjadi sampai sekarang. Namun, anak cucu keturunan pasangan Mahmude dan Putri Baggol di Biduk-Biduk memiliki ikatan emosional yang kuat untuk tidak terpecah-pecah karena pabrik semen.

Pun keindahan alam Biduk-Biduk sudah terabadikan melalui gambar-gambar di internet. "Jadi, anak cucu selanjutnya akan tetap bisa menyaksikan hal itu," pungkas Milla. (eny/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: