Masuk Dua Hari, Jumlah Siswa Dikurangi

Masuk Dua Hari, Jumlah Siswa Dikurangi

Samarinda, DiswayKaltim.com - Kepala SMPN 2 Samarinda Sugik mengaku telah mendapat informasi dari Disdik Kota Samarinda. Tentang aktivitas belajar tatap muka. Mulai tahun ajaran baru nanti. Seiring penetapan new normal di dunia pendidikan.

Mereka pun menyebut siap menerapkan protokol kesehatan. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi.

Berkaitan dengan jaga jarak, Sugik akan melihat kembali kondisi wabah ini ke depannya. Ketika masih terjadi penambahan kasus. Kemungkinan akan ada mekanisme yang disiapkan. Seperti, yang awalnya belajar seminggu lima atau enam hari, akan diubah menjadi dua hari.

“Semisal Senin dan Selasa kelas VII. Dua hari ke depan kelas VIII. Lalu sisanya kelas sembilan. Jam mengajar guru juga kita ubah. Karena, jumlah guru kita terbatas. Tapi, ini masih kita kaji kembali. Tergantung dari pemerintah. Yang jelas, sistem daring tetap kita lakukan,” terangnya.

Sementara itu, sistem yang sama juga dilakukan SMKN 4 Samarinda. Kepala SMK 4 Samarinda Suharso Mulyono menjelaskan, tetap menyediakan fasilitas untuk menunjang protokol kesehatan. Serta tidak bisa memberikan pembelajaran seluruh siswa.

Kalau pembelajaran dengan sistem normal, jumlah siswa di kelas sebanyak 36 orang. Tapi, karena harus dibagi dua dengan ketentuan jaga jarak, satu kelas hanya berisi 18 siswa.

“Karena kan menjaga jarak. Mereka tidak bisa masuk secara bersamaan. Pola yang akan kami pakai, genap dan ganjil. Minggu pertama, nomor urut absen ganjil dan minggu selanjutnya yang bernomor genap,” ungkapnya.

Walaupun seperti itu, sebagian siswa yang tidak mengikuti pelajaran di sekolah, akan mengikuti pembelajaran dengan sistem online dari rumah. “Jadi sebenarnya mereka tetap mendapatkan porsi yang sama. Hanya yang kami hindari jangan sampai ada interaksi langsung dengan temannya,” ucapnya.

Memang dengan sistem seperti ini berdampak kepada lambatnya materi yang  diberikan. Bahkan, dalam satu semester yang harusnya bisa menyelesaikan misalnya, delapan bab, dalam kondisi seperti ini hanya bisa separuhnya saja. “Itulah kendalanya,” singkatnya.

Sementara untuk protokol kelas sendiri, setiap dua jam sekali akan dilakukan penyemprotan disinfektan. Setiap kelas juga akan disiapkan hand sanitizer  untuk digunakan siswa setelah beraktivitas. Kalau siswa sendiri, diwajibkan membawa masker masing-masing.

“Semua protokol kesehatan kami siap lakukan. Walaupun, kami masih harus menunggu keputusan dari pemerintah,” pungkasnya.

Kepala SMP Negeri 1 Balikpapan Arintoko juga menyebut sudah merencanakan beberapa scenario. Terkait pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. "Masih rencana, belum fiks karena kita juga menunggu arahan dari pemerintah," ujarnya, kepada Disway, Jumat (5/6).

Salah satunya dengan membagi kelas dengan sistem sif atau giliran. Ia mencontohkan pembelajaran tatap muka di kelas akan dibagi menjadi dua sif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: