Masuk Dua Hari, Jumlah Siswa Dikurangi

Masuk Dua Hari, Jumlah Siswa Dikurangi

Misalnya, kata dia, sif pertama pukul 07.10 sampai pukul 10.00 Wita akan diikuti pelajar dari absensi pertama hingga absensi 15. Nanti dari pukul 10.00 sampai pukul 12.00 separuhnya lagi.

Jika rencana ini benar-benar diterapkan. Maka jumlah pertemuan di kelas juga akan ikut berubah. Dalam seminggu, proses tatap muka dua kali dan proses belajar via daring bisa dilakukan tiga sampai empat kali. "Ini masih rencana belum positif," tegasnya.

Berita terkait:

Sekolah Normal Baru

Ia memahami proses belajar mengajar tidak akan kembali normal seperti sediakala. Arintoko menyebut jika sudah ada aturan dari pemerintah, maka semua sekolah harus sudah siap menyesuaikan kondisi. 

Ia juga menyampaikan bahwa masih banyak yang harus dipersiapkan sebelum aturan new normal  di sekolah bisa benar-benar terlaksana.

Seperti menyiapkan fasilitas pendukung protokol kesehatan. Khususnya bagaimana mendisiplinkan para pelajar untuk tetap menjaga pola hidup sehat, menjaga jarak dan menggunakan masker. "Kalau fasilitas cuci tangan, hand sanitizer  kita sudah siapkan. Kita tinggal menunggu arahan," ungkapnya.

Selain itu fasilitas lain yang dibutuhkan, juga berupa alat pendukung proses pembelajaran jarak jauh atau daring. Seperti smartphone dan fasilitas internet.

Tampaknya tidak semua pimpinan sekolah di Balikpapan mengetahui apa saja rencana yang mungkin akan dilakukan saat new normal benar-benar diterapkan.

Kepala sekolah SMPN 4 Balikpapan Barat Afandi menyampaikan sampai saat ini pihaknya belum menerima arahan apapun terkait penerapan new normal.

Ia mengaku saat ini pihaknya baru melakukan persiapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020-2021. "Belum ada petunjuk dari dinas. Ini kita baru persiapan mengisi rapor kenaikan kelas," ujarnya. (mic/ryn/eny)

Jam Mengajar Diubah

 “Semisal Senin dan Selasa kelas VII. Dua hari ke depan kelas VIII. Lalu sisanya kelas sembilan. Jam mengajar guru juga kita ubah. Karena, jumlah guru kita terbatas. Tapi, ini masih kita kaji kembali. Tergantung dari pemerintah. Yang jelas, sistem daring tetap kita lakukan,” terangnya.

Sugik (Kepala SMPN 2 Samarinda)

---------------

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: