Rumah Perjuangan Umat Islam Milik Advokat Abdul Rais
Rumah pengacara Abdul Rais yang bernuansa islami di Balikpapan. (Andi M Hafizh/Disway) -- BALIKPAPAN - Bangunan megah berdiri kokoh di Perumahan Villa Damai Permai Balikpapan. Setiap melewati Jalan MT Haryono dalam atau dikenal jalan beje-beje, rumah itu bisa terlihat. Desainnya seperti masjid. Bentuk atap menyerupai kubah masjid. Dilengkapi bendera bertuliskan kalimat tauhid. Suasana islami begitu kental. Di kaca rumah di teras, diukir kaligrafi. Rumah itu pengacara kondang Kaltim, Abdul Rais. Selain pakar di bidang hukum, lelaki yang juga Ketua Gerakan Pengawal Fatwa Ulama ini punya selera tinggi soal rumah. Ini bermula ketika Rais terjun dalam kelompok dakwah di Kota Beriman. Mereka sering mengenalkan sejarah Islam yang pernah memimpin peradaban dunia. Salah satunya Khilafahan Utsmaniyah di Turki. Dari situ lah Rais terinspirasi mendesain rumahnya bergaya Utsmaniyah. "Dari situ saya ikut berdakwah. Saya coba mengenal. Karena sejalan dengan visi misi yang saya inginkan," kata pria yang 20 tahun bergelut sebagai pembela klien itu. Maka tak heran di kaca sebelah kiri rumahnya, terdapat ukiran kaca simbol Khilafah Utsmaniyah. Di dalam rumah, terdapat banyak simbol Islam. Bagi Rais, menampakkan simbol Islam merupakan salah satu wujud syukur. Atas kenikmatan iman yang ia rasakan. "Desain seperti ini karena mengingat Allah. Banyak rumah mewah yang tidak ada simbol Allah. Seakan-akan rezeki itu atas usaha mereka. Jadi ini rasa bersyukur saya dengan membangun seperti ini," katanya. Proses pembangunan butuh waktu lima tahun. Semua material didatangkan dari Jawa. Mulai interior hingga eksterior rumah. Rais membangun perlahan. Karena tak murah membangun rumah tiga lantai dengan desain cantik seperti itu. Rais tak ingin rumahnya dinikmati sendiri. Ia menyilakan ormas Islam menggelar pertemuan di rumahnya. Kerap pula ulama dari berbagai daerah menginap di rumahnya. "Silakan siapa saja. Penceramah dalam negeri atau Timur Tengah boleh menginap di rumah ini," ujar Rais. Rais punya rencana. Untuk menjadikan rumahnya itu sebagai penginapan syariah. Dan wisata religi. Rumah itu akan berdampingan dengan peternakan domba dan kambing etawa. Pengunjung nantinya bisa langsung menikmati sate domba dan susu kambing etawa. "Insya Allah terealisasi," ujar pria 55 tahun itu. Meski belum diberi nama, rumah itu sudah punya identitas bagi ormas Islam. Karena kerap dijadikan tempat pertemuan, umat Islam kerap menyebut sebagai “rumah perjuangan”. (fdl/hdd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: