Rapid Test Diskes Pakai Alat Imunofluoresensi karena Lebih Akurat

Rapid Test Diskes Pakai Alat Imunofluoresensi karena Lebih Akurat

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Osa Rafshodia. (nad/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Osa Rafshodia, mengungkapkan alasan kenapa menggunakan alat Imunofluoresensi untuk tes cepat. Menurutnya jika menggunakan alat tersebut bisa menemukan klaster lokal yang ada di Kota Samarinda. Alat itu merupakan alat tes cepat yang sangat akurat. Mendekati dengan hasil yang dikeluarkan PCR. Alat ini juga digunakan di Korea Selatan dan berasal dari negara Ginseng tersebut. "Untuk di Indonesia hanya ada 12 alat saja di tiap kabupaten," katanya. Melalui gugus tugas COVID-19 Samarinda, pemerintah mengajukan permohonan pengadaan alat tersebut. Ia juga menyampaikan di Samarinda ada 2 alat. "Kita telah melakukan tes sebanyak 275 kasus dan dari berbagai elemen. Semua hasilnya negatif," terangnya. Diskes Samarinda juga telah melakukan tes rapid sebanyak 1.375 kasus. Termasuk yang menggunakan alat terbaru ini. Hingga kini, belum ada bukti bahwa Samarinda akan mengalami transmisi lokal. "Semua kontak erat dari klaster-klaster terdahulu, keluarganya belum ada yang positif dengan tes Imunofluoresensi ini," katanya. Pekan ini pun Diskes akan mempersiapkan skenario memperluas tes Imunofluoresensi untuk pasien di puskesmas. Hal itu guna memantau orang dalam pemantauan (ODP) serta pasien-pasien yang ada disana. "Dengan ini juga kami akan mampu memetakan hotspot daerah yang berpotensi terjadi transmisi lokal, dan akan mengambil langkah-langkah bersama gugus tugas," lugasnya. Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Diskes Samarinda Ismed Kosasih membenarkan hal tersebut. Hal itu karena keakuratan alat yang hampir sama dengan PCR. "Kita jadi bisa lebih selektif, kalau alat rapid test biasa itu hanya kualitatif saja, kalau ini berbentuk kuantitatif angka. Kalau dibawah nilai positifnya, tidak perlu kita PDP kan," ucap dr Ismed, Rabu (6/5/2020). (nad/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: