Di Tengah Wabah Corona, Satelit Perdana Iran Sukses Mengorbit

Di Tengah Wabah Corona, Satelit Perdana Iran Sukses Mengorbit

Ilustrasi salelit yang mengorbit di atas permukaan Bumi. (Istimewa)   Teheran, Diswaykaltim.com - Negara-negara di dunia sedang konsen memerangi virus corona yang telah memakan jutaan korban jiwa. Sebagian warga Iran termasuk yang terjangkit virus mematikan tersebut. Namun demikian, tidak berarti program kedirgantaraan terhenti di negara yang dipimpin Sayyid Ali Khamenei itu. Pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan, pihaknya berhasil meluncurkan satelit militer perdana mereka ke orbit, Rabu (22/4/2020). Tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai teknologi yang digunakan, pasukan yang sangat berpengaruh itu menyebutkan bahwa pembawa satelit “Messenger” digunakan untuk meluncurkan satelit Noor (cahaya). Peluncuran berlangsung pada saat hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS) atas program nuklir dan rudal Teheran memanas dan beberapa bulan setelah jenderal besar Iran Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pada 3 Januari. “Satelit militer perdana Iran, Noor, diluncurkan pagi ini (kemarin, red.) dari Iran tengah dalam dua tahap. Peluncuran tersebut sukses dan satelit mencapai orbit,” menurut stasiun TV pemerintah. Noor kini mengorbit 425 km di atas permukaan Bumi. Sebelumnya, Iran mengumumkan mereka “berhasil” meluncurkan satelit pada 9 Februari lalu. Namun gagal untuk menempatkannya di orbit. Peluncuran ini, yang AS tuduh hanyalah kedok untuk pengembangan rudal, menjadi pukulan keras terhadap program luar angkasanya. Upaya peluncuran satelit Zafar dilakukan beberapa hari sebelum peringatan ke-41 Revolusi Islam dan pemilu parlemen di Iran. AS dan musuh-musuh bebuyutan Iran tampaknya berada di ambang konfrontasi untuk kedua kalinya dalam tujuh bulan terakhir. Pertikaian lama antara Teheran dan Washington memburuk pada 2018 ketika Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan yang membekukan program nuklir Iran. Namun, Washington kemudian mengeluarkan tuntutan baru yang mengharuskan Teheran untuk membatasi pengembangan misil balistiknya. Washington juga telah menyuarakan kekhawatiran mereka tentang program satelit Teheran, dengan mengatakan peluncuran roket pada Januari 2019 sama dengan pelanggaran batas rudal balistiknya. Iran menyatakan pihaknya tidak memiliki niat untuk membangun senjata nuklir. Kegiatan kedirgantaraannya bersifat damai dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB. Pada Minggu (9/2), satelit Zafar diluncurkan pada pukul 19.15 (15.45 GMT). Tetapi tidak mencapai orbit. Demikian kata Kementerian Pertahanan Iran. Juru bicara kementerian pada awalnya mengatakan satelit itu “berhasil” diluncurkan dan mencapai ketinggian 540 kilometer (335 mil). “Roket Simorgh berhasil mendorong satelit Zafar ke luar angkasa,” kata Ahmad Hosseini dari unit ruang angkasa kementerian. “Sayangnya, pada saat-saat terakhir, roket tidak mencapai kecepatan yang diperlukan untuk memasukkan satelit ke orbit,” jelasnya. Menteri Telekomunikasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi mengakui peluncuran itu gagal. “Kami tidak akan menyerah! Kami akan meluncurkan lebih banyak satelit besar,” tulis Jahromi. “Saya ingin menyampaikan kabar gembira kepada kalian. Tetapi terkadang hidup tidak berjalan seperti yang kita inginkan,” ujarnya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menulis komentarnya di Twitter, “Iran gagal meluncurkan satelit hari ini. Mereka juga gagal mengirim senjata ke Suriah dan Libanon karena kami beroperasi di sana sepanjang waktu.” Israel telah melakukan serangan berulang kali di Suriah sejak perang sipil di negara itu meletus pada 2011. Mereka menargetkan pasukan pemerintah dan sekutu Iran dan Hizbullah. (ant/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: