Belajar Alexa di Tengah Wabah Corona

Belajar Alexa di Tengah Wabah Corona

WABAH virus  COVID-19 atau yang dikenal juga virus Corona membuat banyak segi kehidupan berubah drastis.  Seakan denyut kehidupan kembali ke titik nol. Anak-anak yang biasanya sekolah, kini harus belajar di rumah. Seorang ayah yang biasanya bekerja di kantor atau di luar, juga harus bekerja di rumah. Ibadah yang biasa dilakukan di masjid, gereja dan tempat-tempat  ibadah lainnya, kini dianjurkan untuk di rumah. Seperti anjuran dari Presiden Jokowi:  Belajar di rumah. Bekerja di rumah. Beribadah juga di rumah. Ini semua dilakuan secara bersama-sama dan saling mengingatkan.  Ya demi memutus mata rantai penyebaran virus corona. Virus yang hingga ini belum ditemukan obatnya. Virus yang hingga kini penyebarannya sangat  cepat dan mendunia. Melalui manusia. Melalui udara(?). Entah nanti berkembang seperti apa lagi. Semoga saja  manusia juga makin kebal menghadapi virus asal “Wuhan” Tiongkok itu.

Lantas apa hubungannya Corona dengan Alexa?

Nah di sinilah, tulisan ini dimulai. Semula saya yang sudah biasa puluhan tahun bekerja secara online, juga merasakan kejenuhan. Ketika semua orang pada kembali ke rumah untuk bekerja, saya sebaliknya ingin bekerja di luar rumah.  Apalagi ada rekan yang menemani menyusuri sudut-sudut Ibukota Jakarta. Tetapi itu semua tidak bisa terlaksana. Saya justru harus empati kepada semua orang yang sedang gencar mengurung diri. Mengisolasi diri di rumah.  Tidaklah elok, saya sebagai pendatang dari Balikpapan berlalu-lalang (keluyuran) di jalan-jalan. Saya sebenarnya masih ingin naik ke Monas. (karena sejak dulu tidak pernah ke situ). Juga menyusuri Kota Tua. Melihat koleksi museum-museum yang ada di ibukota. Atau sekadar menikmati hembusan udara pantai Ancol, hingga menapaki jogging track di Ragunan, atau di Kebun Raya dekat Istana Bogor. Kembali bekerja di rumah itulah yang jadi pilihan. Saya sejak pagi sudah biasa bekerja secara online. Melalui laptop tua, dengan koneksi internet melalui hp. Dimana pun bisa online. Dimana pun bisa bekerja. Tidak harus ke warnet seperti dulu. Dari sekian banyak agenda kerja online, salah satunya yang sedang saya rancang adalah belajar Alexa. Kebetulan ada rekan yang gelisah terhadap ranking websitenya versi Alexa. Tadinya saya tidak terlalu menghiraukan, namun lama-lama jadi tertarik  untuk mewujudkannya.  Hitung-hitung mempraktekkan pelajaran online yang dulu-dulu. Sekadar info, dulu ketika sebelum zaman medsos seperti kini, saya pernah belajar Alexa. Belajar pada seorang guru online. Bayarnya Rp120 ribu per bulan. Belajarnya melalui ruang belajar online yang di dalamnya terdapat materi pelajaran berbentuk  naskah (teks) dan video (gambar bergerak). Pada waktu-waktu tertentu rutin digelar teleconference yang diikuti seluruh murid-muridnya. Baik yang di Indonesia, maupun di luar negeri. Pelajarannya mulai yang dasar hingga yang rumit. Ada yang memakai perangkat lunak atau software yang gratis, hingga yang berbayar. Puluhan hingga ratusan dolar. Tapi bisa beli patungan sesama murid. Waktu itu yang dibeli terkait  soal iklan Google atau google adsense. Ya maklum rata-rata belajar untuk mengejar dolar. Apabila ada web murid yang sudah mendapatkah dolar, maka akan dirilis. Baik yang terang-terangan maupun yang sebagian. Istilahnya, webnya sudah pecah telor. Maksudnya sudah dapat dolar pertama. Yang dibuat tidak satu atau dua web. Bnyak. Puluhan. Dipasangi adsense. semua. Pada suatu ketika tentu akan panen dolar. Tapi guru online tidak menjanjian kaya dengan meraub dolar. Tapi menunjukkan jalannya yang pernah dia rintis. Cara-cara yang sudah dia terapan. Tentu banyak suka dukanya. Baik kerja keras. Berjam-jam duduk di depan komputer atau laptop. Dan banyak rupiah yang melayang. Belajarnya tidak sembarangan. Harus rutin dan tapi gak boleh terlalu capek juga. Karena otak punya kemampuan menyerap ilmu yang dipelajari. Ada rumus belajar yang masih saya ingat yakni: 60:10. Artinya ketika kita asyik belajar sudah satu jam atau 60 menit, maka kita harus beristirahat 10 menit. Tutup layar komputer atau HP. Keluar ruangan, dan hindari menyentuh komputer lagi. Setelah 10 menit, jadi segar kembali. Belajar lagi. Apa yang diajarkan jadi mudah dicerna otak.  Sangat efektif. Soal Alexa juga diajarkan.Tentu kini sudah berbeda cara dan perhitungan rangkingnya. Untuk itulah, saya harus meng-update  diri. Cari referensi belajar lagi Alexa. Bagaimana cara menaikkan rangking website di mata Alexa. Yang  tidak berubah, yakni trik membuat konten atau artikel website yang berkualitas. Membuat artikel yang ditujukan untuk manusia. Bukan untuk robot google. Walau kini robot google juga makin pintar. Katanya alogaritmanya menyerupai pemikiran otak manusia. (kusuma-bersambung) Penulis: pengelola web tinggal di Balikpapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: