Pertamina Beberkan Kronologis Tumpahan Minyak di Pantai Utara Jawa

Pertamina Beberkan Kronologis Tumpahan Minyak di Pantai Utara Jawa

ilustrasi (ist) Jakarta, DiswayKaltim.com - PT Pertamina masih menyelidiki penyebab Sumur YYA-1 Pantai Utara Jawa Karawang, Jawa Barat, mengeluarkan minyak dan gas (migas). "Penyebab masih dalam proses investigasi. Indikasi sementara terjadi anomali tekanan pada saat pengeboran sumur YYA-1, sehingga menyebabkan munculnya gelembung gas di ikuti oil spill," ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu di kantor Pusat Pertamina di Jakarta, Kamis (25/7/2019). Dugaan sementara, kata dia, terjadi pergeseran fondasi anjungan. Anjungan tersebut rencananya memproduksi dari struktur YY sebesar 23 MMSCFD (gas) dan 3000 BOPD (minyak). "Dampak terhadap lingkungan terjadi tumpahan minyak (oil spill) di sekitar anjungan dan langsung dilakukan upaya penanggulangan. Oil spill yang tidak tertangkap, terbawa arus dan dapat mencapai pantai terdekat," beber Dharmawan. Pertamina, kata dia, langsung menangani secara intensif terkait peristiwa itu. Seperti keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan sekitar hingga evakuasi pekerja. Termasuk melindungi masyarakat dan nelayan dari potensi bahaya. "Serta memastikan sekecil mungkin dampak lingkungan yang terjadi," kata dia. Dharmawan juga mengatakan, pihaknya kemudian membeberkan  kronologi terjadinya kasus di Sumur YYA-1. Pada tanggal 12 juli 2019, pukul 01.30 WIB,  saat melakukan re-entry di sumur YYA-1 pada kegiatan re-perforasi, muncul gelembung gas di anjungan YY dan rig Ensco-67 yang terletak di wilayah operasi offshore Offshore North West Java (ONWJ). Adapun Sumur YYA-1 merupakan sumur eks eksplorasi YYA-4 (yang dibor tahun 2011) IMT PHE ONWJ diaktifkan. "Kemudian pada tanggal 14 Juli 2019, pukul 22.40 wib seluruh pekerjka yang bekerka di anjungan dan disekitar area tersebut di evakuasi ke tempat yang aman. Pada tanggal 15 juli 2019, PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan bersurat ke SKK Migas dan ESDM," beber Dharmawan. Kemudian pada tanggal 16 Juli 2019, mulai terlihat oil sheer (lapisan minyak) di permukaan laut sekitar. Disamping gelembung gas masih terus terjadi. Pada tanggal 17 Juli 2019,  Oil spill mulai terlihat sekitar anjungan. "Kemudian pada tanggal 18 Juli 2019, Oil Spill mulai mencapai pantai ke arah barat (jarak anjungan dengan garis pantai Karawang sekitar 2 kilometer)," pungkas dia. (dai/indopos/eny)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: