MAKLUMAT ARAB

MAKLUMAT ARAB

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penangguhan kedatangan semua warga negara non-Saudi. Maklumat tersebut dikeluarkan, Kamis (27/2) kemarin pukul 02.40 waktu setempat. Sejumlah maskapai dan travel umrah harus menunda keberangkatan jamaah.    -------------- KONDISI di Makkah sejauh ini masih tampak normal. Asprili Haifa, pramugari Saudia, menginformasikan kepada Disway Kaltim, kemarin petang. “Tapi saya enggak lewat Masjidil Haram. Ini di jalan menuju kota Taif,” katanya. Asprili yang sudah beberapa hari di Saudi Arabia itu, memang belum mengecek kondisi bandara. Tapi beberapa informasi yang ia dapatkan dari rekan-rekannya sesama pramugari, traffic ke Makkah masih lancar. Hanya checkpoint antar Jeddah dan Makkah yang agak sepi. “Enggak banyak mobil antre masuk Makkah”. Penerbangan dari Dubai ke Jeddah menggunakan pesawat Emirates juga sepi. Hanya ada 30 penumpang dalam 1 pesawat A380. Sementara 430 penumpang lainnya ditolak untuk boarding. Asprili juga menunjukkan beberapa jadwal penerbangan yang dibatalkan. Antara lain Malaysia Airlanes. Yang harusnya berangkat pada pukul 19.00 dan tiba di Bandara King Abdulaziz pada pukul 23.40 waktu setempat. Tampak pula AirAsia x 700 ditunda keberangkatannya. Hanya Saudia Airlines yang masih tampak sesuai jadwal dan belum ada keterangan pembatalan atau ditunda. Tapi untuk penerbangan keluar Arab Saudi dibolehkan. Dan kemarin flight load dari Jeddah keluar Arab Saudi rata-rata penuh penumpang. “Besok malam saya flight ke KL dari Jeddah,” katanya. **** Kondisi tersebut terjadi setelah Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penangguhan kedatangan semua warga negara non-Saudi. Maklumat tersebut dikeluarkan, Kamis (27/2) kemarin pukul 02.40 waktu setempat. Penangguhan sementara ini juga berlaku untuk kegiatan umrah atau kunjungan ke negara tersebut. Serta Arab Saudi akan berhenti memberikan visa apapun untuk alasan tersebut. Dalam surat edaran yang dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi, menyebutkan beberapa negara yang berisiko menyebarkan virus corona atau COVID-19 yang untuk sementara waktu tidak diperbolehkan masuk negaranya. Antara lain Tiongkok, Iran, Italia, Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Irak, Filipina, Singapura, India, Libanon, Siria, Yaman, Azerbaijan, Kazakstan, Uzbekistan, Somalia dan Vietnam. Atau dari negara lainnya yang menunjukkan kemungkinan peningkatan kasus COVID-19. Arab Saudi juga akan melakukan penangguhan penggunaan kartu identifikasi nasional untuk melakukan perjalanan dari dan menuju Kerajaan Saudi Arabia. Serta akan diterapkan pula pada warga Saudi dan warga negara GCC. Satu-satunya pengecualian adalah bagi mereka yang saat ini sedang berada di luar kerajaan Saudi Arabia dan ingin kembali pulang. **** Kebijakan tersebut sontak membuat beberapa maskapai dan jamaah umrah yang kemarin dijadwalkan berangkat kaget. Karena informasinya mendadak sehingga jadwal penerbangan terus berjalan. Belum ada informasi pemberhentian jauh-jauh hari. Beredar video di grup WhatsApp seorang petugas maskapai penerbangan di Bandara Juanda Surabaya tampak mengumumkan penundaan keberangkatan. Bahkan, katanya, bagasi yang sudah masuk ke kabin pesawat akan diturunkan lagi. Petugas tersebut memohon maaf karena informasinya baru ditermia 15 menit lalu dari Singapura. Video berbeda juga beredar dari Bandara Soekarno-Hatta. Menggambarkan deretan koper. Informasi di balik suara tersebut per pukul 12.00 siang kemarin keberangkatan ke Arab Saudi ditunda sementara waktu. HANYA SEMENTARA Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Timur (Kakanwil Kemenag Kaltim) Sofyan Noor mengatakan, kebijakan yang dibuat Arab Saudi hanya bersifat sementara. Serta hanya berlaku antar negara. Sementara, akses untuk umrah masih dibuka. "Pertama kebijakan Arab Saudi yang tidak ingin terjangkit virus corona tersebut. Saya kira itu kebijakan negara untuk negara lain, atau istilahnya travel warning,” kata Sofyan Noor di Kemenag Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, Kamis (27/2). Ia mengaku, hingga saat ini masih melayani masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Tapi, Kemenag masih menunggu informasi lanjutan. Kalau Arab Saudi mengeluarkan visa khusus untuk kebutuhan ibadah. "Kita tetap melayani jamaah setiap hari. Nanti kita lihat perkembangannya,” jelasnya. Ia pun memastikan jamaah haji dan umrah di Bumi Etam, akan tetap berangkat. Pasalnya, warga Kaltim yang berangkat terlebih dahulu dilakukan penyuntikan vaksin. Serta berangkat dalam kondisi sehat. Kalaupun ada yang sakit, ia pun menunda keberangkatannya. "Dalam keadaan tidak sehat tidak bisa berangkat. Seperti penyakit kronis jantung, TBC, harus cuci darah serta ibu hamil. Itu tidak boleh. Jadi saya kira Arab Saudi tidak ada alasan untuk menolak kita. Arab Saudi juga sudah memiliki MoU dengan pemerintahan Indonesia soal itu," bebernya. Ia menegaskan, agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan informasi larangan tersebut. Yang penting tetap menjaga kesehatan. Supaya tidak terjangkit penyakit apapun. Serta dapat menjalankan ibadah. "Tenang saja, jangan menganggap ini suatu hal yang merisaukan dan menggelisahkan. Anggap ini menjadi peringatan untuk kita agar bisa terus menjaga kesehatan," bebernya. Rilis yang dikeluarkan kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh menyebut, Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Kamis (27/2/2020) mengeluarkan imbauan tegas. Dalam surat edaran nomor 014/PEN/II/2020 menyebut, agar menghentikan sementara aktivitas masuknya warga negara asing (WNA) ke negara tersebut. Dengan keperluan apapun. Seperti, ibadah umrah dan ziarah ke Masjid Nabawi atau kunjungan wisata. Namun, KBRI Riyadh terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi. Untuk memastikan pelaksanaan teknis dari kebijakan penghentian sementara masuknya jamaah umrah ke Arab Saudi. Duta Besar RI Agus Maftuh Abegebriel pun saat ini sedang melakukan pendekatan ke pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Hal itu dilakukan agar jamaah umrah asal Indonesia yang telah mengantongi visa umrah diizinkan masuk ke wilayah Arab Saudi. Dengan pertimbangan Indonesia tidak termasuk dalam negara yang terkonfirmasi terkena wabah virus corona (COVID-19). “Dubes RI juga sedang perjuangkan nasib calon jamaah umrah yang sudah mendapatkan visa. KBRI Riyadh mengimbau seluruh WNI di Arab Saudi untuk selalu menjaga kesehatan dan melakukan langkah pencegahan. Seperti, menjaga kebersihan, menghindari sentuhan langsung dengan hewan serta menggunakan masker,” pungkasnya. TUNGGU ARAHAN Informasi tersebut juga mengejutkan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Balikpapan. Ia pun masih menunggu instruksi dari Kemenag Pusat langkah dalam menyikapi pemberlakuan ini. Kepala Kemenag Balikpapan, Alfi Taufik mengaku menghormati kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi tersebut. Hal itu untuk kepentingan kesehatan bagi jamaah yang datang. "Kalau melihat dari sisi kesehatan itu nggak ada masalah. Karena lebih baik mencegah dari pada kita terjangkit. Lalu, umrah ini kan ibadahnya sunah. Jadi kalau nggak bisa tahun ini, ya tahun depan," ujarnya, Kamis (27/2). Penghentian umrah sementara ini juga didasari adanya jamaah muslim asal Tiongkok yang banyak melaksanakan ibadah umrah. Sehingga untuk menghindari wabah corona di Arab Saudi, pemerintah setempat mengantisipasinya dengan pemberhentian sementara ini. Bagaimana kondisi jamaah yang terlanjur berada di Arab. Menurut Alfi, mereka masih dalam keadaan baik-baik saja. Kesehatan para jamaah terus dipantau. Hanya saja, jamaah yang akan berangkat ke Arab Saudi inilah yang terpaksa menunda terlebih dahulu panggilan ibadah umrahnya. "Kalau pemulangan jamaah nggak ada masalah. Yang nggak dibolehkan itu masuknya," jelasnya. Kemenag sendiri telah melakukan koordinasi dengan pihak travel agar memberitahukan kabar ini kepada para jamaahnya. "Itu biasanya mereka sudah tahu, lalu akan memberitahukan ke jamaah mereka bahwa penundaan keberangkatan itu bukan travel yang menginginkan tetapi pemerintah Arab Saudi yang meminta menyetop untuk sementara," imbuhnya. PENGUSAHA TRAVEL Pemberhentian sementara ibadah umrah oleh Pemerintah Arab Saudi lantaran khawatir wabah corona yang sudah menyerang ke sejumlah negara, membuat pengusaha travel umrah di Balikpapan disibukkan menghadapi jamaahnya. Beberapa jamaah umrah yang akan berangkat dalam waktu dekat ini merasa khawatir. Mereka ingin membatalkan keberangkatannya. Direktur Utama PT Wahyu Abadi Wisata Ahmad Basir mengatakan, pihaknya selaku penyelenggara umrah tidak bisa berbuat apa-apa, selain mengikuti aturan dari pemerintah Arab Saudi. Tentu, hal ini juga demi kesehatan dan keselamatan para calon jamaah. Sebab wabah corona sangat mematikan dan sewaktu-waktu bisa saja masuk ke Arab Saudi. Jamaah muslim dari belahan negara keluar masuk negara itu.   "Namun, sampai saat ini belum ada pernyataan resmi pihak Kementerian Agama kita untuk travel agency itu seperti apa. Jadi kita sekarang tinggal menunggu," ujarnya, Kamis (27/2/2020). Basir sendiri mengatakan bahwa Maret nanti akan memberangkatkan jemaahnya. Hanya saja hal ini terpaksa ditunda terlebih dahulu lantaran pemberlakuan dari pemerintah Arab Saudi. Basir meminta jamaahnya memaklumi kondisi ini. "Tapi dari saya sendiri ini kan ada keberangkatan pada bulan tiga ini, kami sudah menyampaikan pada calon jamaah kita bahwa ada kondisi seperti ini. Sehingga akan ada kemungkinan-kemungkinan reschedule. Karena kan bukan kesalahan siapa-siapa. Bukan kesalahan jamaah ataupun penyelenggara. Saya sudah instruksikan ke tim saya bahwa segera sampaikan ini ke jamaah," jelasnya. Tentu sejumlah travel mengalami kerugian lantaran uang jamaah telah disetorkan sebagian. Untuk pemesanan tiket pesawat. "Terus terang saya sudah deposit untuk pemberangkatan bulan ketiga nanti. Ini kami lagi komunikasi dengan pihak airlines," tambahnya. Maret nanti pihaknya menyebutkan ada sekitar 50 jemaahnya yang terancam di-reschedule bila kondisi di Arab Saudi masih belum terkendali. "Tiap bulan kami memberangkatkan sekitar 100 jamaah. Nah, untuk bulan Maret di Balikpapan itu yang tertunda sekitar 40 sampai 50-an jamaah," jelasnya. Sementara itu, Direktur PT Dwi Cipta Umroh (DCU), Muhammad Said menyikapinya dengan santai. Ia meminta para jemaah tidak panik dan memaklumi kondisi ini. Meskipun memang diakui dari sisi bisnis ada dampak yang diterimanya. "Yang pasti akan berpengaruh secara bisnis karena nggak ada pemberangkatan. Tetapi jamaah sudah dapat tiket. Kami sebagai pihak travel harus menyikapinya dengan tenang. Pasti ada sesuatu yang dipersiapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Biasanya begini ini nggak lama. Karena biasanya di bandara Madinah atau Jeddah itu dipasang CCTV dan alat pengukur suhu, supaya mereka nggak kecolongan," jelasnya. DCU sendiri juga akan memberangkatkan ratusan jamaahnya pada 20 Maret nanti. Karenanya, begitu mendengar kabar penghentian sementara ibadah umrah itu, langsung memberitahukan kepada para jamaah agar tidak panik. "Saya kasih tahu bahwa ini berlakunya dari Pemerintah Arab Saudi, jadi kami bersikap tenang, karena ini kan untuk yang terbaik," tambahnya. Hal yang sama dikatakan Kepala Cabang PT Maqbulloh Islamic Tour and Travel, Adi Setyo Purbowo. Ia  mengatakan bahwa pihaknya siap melakukan pengembalian uang jamaah yang meminta dikembalikan. Hal ini dikarenakan jamaah ada yang khawatir dan trauma lantaran pernah gagal berangkat umrah. Hanya saja menurut Adi, uang yang dikembalikan tidak 100 persen lantaran sebagian sudah digunakan untuk booking tiket pesawat jamaah. "Ada beberapa yang merasa kecewa karena mungkin dulunya mereka pernah gagal berangkat umrah. Bahkan sempat ada yang duitnya dikembalikan. Kalau ada yang minta kembalikan uang, kami persilakan tapi tidak 100 persen. Karena uangnya ada yang sudah dipakai buat booking kursi pesawat," jelasnya. Menurut Adi, travelnya akan memberangkatkan jamaahnya pada 15 Maret dan 23 Maret. Namun adanya kabar tersebut dimungkinkan akan dilakukan penjadwalan ulang. Menunggu informasi dari Kemenag serta pihak airlines. KERUGIAN MASKAPAI Kabar penghentian sementara ibadah umrah oleh Pemerintah Arab Saudi membuat sejumlah maskapai yang memiliki penerbangan langsung ke Jeddah menanggapi serius. Pasalnya hal ini akan berdampak pada kerugian maskapai lantaran tidak memberangkatkan jemaah sampai waktu yang belum ditentukan. Meski demikian, sampai saat ini pemerintah Arab Saudi masih belum menegaskan kapan hal tersebut akan diberlakukan. Sehingga untuk saat ini masih banyak maskapai yang beroperasi seperti biasanya. Salah satunya ialah maskapai Lion Air Group. Di mana Lion Air masih mengoperasikan layanan penerbangan umrah. Bahkan kemarin pihaknya masih melakukan pemberangkatan seperti biasanya dan belum ada pembatalan. "Lion Air hingga saat ini (kemarin, Red.) masih mengoperasikan layanan penerbangan umrah atau belum mengalami pembatalan," ujar Humas Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro melalui siaran persnya. Meski begitu maskapai Lion Air terus melakukan koordinasi dengan otoritas penerbangan di Arab Saudi sembari melakukan pengumpulan data dan berbagai keterangan mengenai penghentian sementara ibadah umrah ini. "Ya, kami masih terus berkoordinasi dengan otoritas penerbangan setempat di Arab Saudi (kota tujuan) serta akan terus mengumpulkan data dan berbagai keterangan," tambahnya. Operasional Lion Air di Arab Saudi meliputi Madinah - Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz (MED) dan Jeddah - Bandar Udara Internasional King Abdulaziz (JED). Lion Air akan menyampaikan pemberitahuan kepada para tamu jamaah dan mitra sesuai perkembangan lebih lanjut. "Perkembangan selanjutnya pasti akan kami kabarkan kepada para jemaah dan mitra," imbuhnya. Lion Air mengoperasikan rata-rata 4-5 kali penerbangan umrah per hari dari Indonesia. Setidaknya ada 12 kota di Indonesia salah satunya ialah Balikpapan. (*/bom/mic/dah)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: