Bernilai Seni Tinggi, Kembangkan ‘Limau Hantu’ Tanaman Bonsai Khas Kukar

Bernilai Seni Tinggi, Kembangkan ‘Limau Hantu’ Tanaman Bonsai Khas Kukar

Nurjani bersama para pecinta tanaman bonsai di Tenggarong memperlihatkan jenis ‘Limau Hantu’. (Bayu/Disway) =============== Kukar, DiswayKaltim.com – Semua orang tentu mengenal tanaman bonsai. Tanaman ini berbeda dengan jenis tanaman atau pohon-pohon lain yang sering anda temui pada umumnya. Tidak hanya berbeda secara fisik, tanaman ini juga memerlukan penangan atau perawatan khusus untuk membuatnya bisa tumbuh dengan baik. Selain itu, jenis tanaman unik ini juga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berkembang atau tumbuh, biaya yang tidak sedikit untuk perawatannya, serta kesabaran yang ekstra dari orang yang menanamnya. Bonsai dikenal sebagai tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Seni budidaya tanaman bonsai bermula dari daratan Tiongkok. Namun seni bonsai modern yang dikenal saat ini lebih banyak dikembangkan oleh para seniman bonsai dari negeri Jepang. Seiring dengan perkembangan zaman, seni bonsai ini juga sudah tersebar ke berbagai belahan dunia dan banyak digemari oleh orang dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal ini mungkin dikarenakan keunikan jenis tanaman ini serta keindahan yang diberikannya. Ternyata di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim). Pecinta tanaman bonsai ini terbilang lumayan banyak. Salah satunya adalah Nurjani, warga Tenggarong. Ia mengatakan sudah melakoni hobinya ini sejak masih duduk dibangku SMP. “Sudah puluhan tahun. Saya memilih tanaman bonsai karena hobi dan memang senang main tanaman hias,” terangnya kepada Disway Kaltim, Sabtu (9/2) lalu. Ia melihat tanaman bonsai ini memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Semakin tua umurnya, semakin tinggi nilai ekonomisnya. Untuk di daerah Kukar, tanaman bonsai jenis beringin paling banyak yang dimilikinya. “Beringin nggak susah (dicari) asal mau cari ke hutan saja,” kata Nurjani. Selain jenis beringin, ia juga memiliki tanaman bonsai asli Kukar bernama Limau Hantu. Jenis ini termasuk tanaman jenis jeruk-jerukan. Ada juga jenis Adenium atau Kamboja Jepang, kelapa dan asam jawa. Ia mengaku untuk merawat tanaman bonsai sangatlah susah. Perlu kesabaran yang tinggi dan ketekunan. Apabila tidak dirawat dengan telaten. Maka tanaman bonsai akan berubah dan menghilangkan nilai seninya. Terhitung hingga sekarang, Nurjani telah memiliki seratusan jenis tanaman bonsai. Ia mendapatkannya langsung dari hutan dalam bentuk bonggolan. Juga di dinding-dinding tebing. Ada juga didapatkan dari hasil stek (memperbanyak) dari tanaman bonsai yang dimilikinya. Termasuk dari hasil barter dengan sesama pecinta tanaman bonsai. Peminat tanaman bonsai di Tenggarong sendiri diakuinya lumayan banyak, tapi tidak diketahui jumlahnya. Karena kebanyakan sesama pecinta tanaman bonsai di Kukar tidak saling mengenal. Sehingga ia berencana akan mengumpulkan pecinta tanaman ini dan membentuk komunitas di Kukar. “Kalau sudah terbentuk. Kita berencana akan mengadakan gathering serta pameran. Sekaligus memperkenalkan tanaman bonsai kepada masyarakat,” ungkapnya. Pecinta tanaman bonsai bukan hanya dari kalangan orang tua saja. Tapi ada juga yang masih remaja atau bersekolah. Salah satunya I Kadek Septiyantana. Remaja yang duduk di bangku SMA kelas 3 ini mengaku jatuh cinta saat melihat tanaman bonsai milik tetangganya. “Karena unik, senang saja kalau dilihat (tanaman bonsai,red),” kata Kadek. Pemuda 17 tahun ini mengaku baru beberapa bulan terakhir menekuni tanaman bonsai. Saat ini telah memiliki tujuh jenis tanaman hias. Dan yang paling disukainya tanaman bonsai jenis Anggur Brazil. “Dapatnya di hutan dekat tempat tinggal,” ucap Kadek. (mrf/byu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: