Pabrik Soda Ash Pertama Indonesia Bakal Dibangun di Kaltim

Pabrik Soda Ash Pertama Indonesia Bakal Dibangun di Kaltim

Pabriks soda ash pertama Indonesia bakal dibangun di lahan seluas 16 hektare di Kota Bontang, Kaltim.-(Foto/ Dok. Pupuk Kaltim)-

"Pembangunan pabrik soda ash merupakan langkah strategis kami untuk mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga industri dalam negeri dapat lebih mandiri. Kami optimis keberadaan pabrik ini akan membantu menjaga stabilitas pasokan, meningkatkan efisiensi biaya operasional industri, dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global," jelas Teguh.

Produksi Ramah Lingkungan

Selain memperkuat sektor industri, pabrik soda ash ini juga dirancang dengan prinsip ramah lingkungan. 

BACA JUGA: Puluhan Ekor Sapi di Paser Terpapar Virus LSD, 4.800 Dosis Vaksin Disiapkan

BACA JUGA: Tenaga Kesehatan dan Dokter Non ASN Dirumahkan, Pelayanan di RSUD Talisayan Tersendat

Ketua Tim Persiapan Proyek Soda Ash, Rifki Adi Nugroho, menyebut bahwa pabrik ini akan memanfaatkan amonia dan karbon dioksida (CO2) dari unit produksi Pupuk Kaltim lainnya sebagai bahan baku utama. 

Pabrik ini diperkirakan mampu menyerap hingga 170.000 ton CO2 per tahun, mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Produk soda ash akan dihasilkan dari amonia dan CO2, sementara produk sampingan berupa amonium klorida dapat digunakan sebagai sumber nitrogen untuk produksi pupuk, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor," ujar Rifki.

Rifki menambahkan bahwa proyek ini adalah bagian dari diversifikasi usaha Pupuk Kaltim yang berfokus pada produk ramah lingkungan. 

BACA JUGA: Ekspor Kerapu Hidup Asal Berau Tumbuh Pesat

BACA JUGA: Permudah Pembuatan Paspor Jemaah Haji, Kantor Imigrasi Samarinda Siapkan 2 Layanan

Dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), pembangunan pabrik hanya dimulai setelah perusahaan mengantongi dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Dampak Ekonomi dan Sosial

Pabrik soda ash ini diproyeksikan rampung pada akhir 2027 dan diperkirakan mampu menyerap hingga 800 tenaga kerja selama masa konstruksi. 

Tenaga kerja lokal akan menjadi prioritas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Kehadiran proyek ini juga diharapkan dapat mendorong ekonomi lokal, terutama bagi UMKM di sekitar lokasi yang menyediakan kebutuhan pokok para pekerja.

BACA JUGA: Masih Bandel! Pedagang di Jalan Maduningrat Tenggarong Kembali Ditertibkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: