Genangan Lama di Samarinda, Satu di Antara Banjir Terparah

Genangan Lama di Samarinda, Satu di Antara Banjir Terparah

Samarinda banjir. Mungkin bukan hal baru bagi yang melihat atau membaca informasinya. Setiap turun hujan dengan debit sedikit lebih besar dari biasanya, pasti terjadi genangan. Tapi bagi warga yang setiap saat mengalaminya, ini menjadi beban persoalan yang terus menghantui. Mereka terpaksa harus mengakrabkan diri dengan kondisi itu. Berikut pantauan Disway Kaltim di sejumlah titik banjir.  =============   MENGETAHUI hujan tak berhenti hingga siang, Sardi pamit pulang. Ia meninggalkan pekerjaannya merenovasi rumah di kawasan Perumahan Bumi Sempaja City, Samarinda. Sekitar pukul 12.30-an Sardi memacu sepeda motornya keluar kompleks perumahan. Rekannya, Pak De, masih belum terpengaruh. Setelah makan siang, Pak De langsung melanjutkan pekerjaannya. Tinggal finishing pengecatan rumah. Saat melintas di jalan perumahan tersebut, Sardi sudah melihat tanda-tanda banjir. Di Kompleks Sempaja air sudah menggenangi jalan perumahan. Tingginya sudah setumit orang dewasa. Ia pun kian memacu kendaraannya menuju rumahnya di Lambung Gang 9. Dia khawatir rumahnya jadi sasaran banjir, seperti beberapa hari sebelumnya. Sebelumnya, Sardi sempat cerita, jika di daerah perumahannya lagi ramai soal proyek peninggian jalan. Warga RT di tempatnya menolak, karena dengan adanya peninggian jalan itu dikhawatirkan air akan masuk ke perumahan penduduk. Padahal sudah agak lama, RT-nya tak kemasukan air kiriman. Namun, RT sebelahnya justru menyetujui adanya peninggian jalan itu. Belum lama Sardi mengeluhkan itu, Sabtu awal pekan lalu, rumahnya kebanjiran. Ia pun harus pamit izin absen kerja. Padahal Sabtu itu dia sudah berjanji akan memperbaiki kamar mandi di kawasan perumahan Sempaja tersebut. “Banjirnya besar, saya repot bersihkan rumah,” kilahnya. Mengetahui kondisi banjir yang kian parah. Sardi pun menelepon Pak Dek yang masih asyik mengerjakan pengecetan. “Pak Dek, pulang. Banjir Dalam,” katanya. Pak Dek pun terdiam sejenak. Kemudian segera berkemas-kemas dan meninggalkan pekerjaannya. ***** Pembahasan banjir pun ramai di civitas akademika Universitas Mulawarman. Karena banjir tak mengenal status. Yang rumahnya tergenang banjir mulai khawatir kondisi rumahnya. Kartika Dewi, staf administrasi Ilmu Komunikasi Unmul misalnya, dia khawatir rumahnya di daerah Lambung Mangkurat kemasukan air. Dulu, padahal tak pernah sama sekali air masuk rumahnya, kendati banjir hebat. Tapi sekarang, sudah mulai masuk. “Semata kaki,” katanya. Ainun Ni’matu Rohmah, satu di antara dosen muda Ilkom Unmul pun waswas tak bisa pulang. Meski rumahnya tak kebanjiran, tapi akses pulangnya terhalang banjir. Ainun tinggal di kawasan Tanah Merah, Samarinda. Arah menuju Bontang. Juga arah menuju Bandara APT Pranoto Samarinda yang saban waktu ramai jika kondisi banjir. Maklum, banyak para calon penumpang pesawat yang terhambat aksesnya. Ada memang jalur alternatif menju bandara. Lewat Perumahan Griya Mukti, dekat Perumahan Sempaja. Tapi informasinya, jalan tersebut juga tergenang air dan cukup dalam. Setelah menunggu lama. Menahan diri. Ainun memberanikan diri pulang pada pukul 17.00 dari kawasan Gunung Kelua, Unmul. Kondisi jalanan macet lantaran genangan air di mana-mana. Dia baru sampai rumah pukul 6.30-an. Lama di perjalanan. ***** Disway Kaltim pun coba menyusuri beberapa titik banjir tersebut. Banjir kali ini memang hampir merata di Kota Tepian.  Genangan air terlihat di Jalan Perjuangan menuju kampus Unmul. Kemudian juga di perempatan Alaya, masuk jalan poros Samarinda-Bontang. Di tengah perempatan itu kebetulan ada perbaikan drainase. Sehari sebelumnya, Disway Kaltim melihat drainase tersebut full dengan air. Sepertinya menggenang, tidak mengalir. Bisa jadi ada aliran yang tersumbat. Bisa dibayangkan, jika air tergenang dan tersumbat, lalu ketambahan debit air besar akibat hujan dan air kiriman dari arah hulu. Jadinya meluber kemana-mana. Pantauan kemarin, jalan yang menuju ke arah perempatan tersebut macet. Beberapa kendaraan roda dua rela bersabar menunggu di pinggir jalan hingga air mereda. Tampak juga beberapa kedaraan roda empat yang menepi atau berbalik arah. Sejumlah genangan air juga terjadi di ruas jalan di Kecamatan Samarinda Seberang, seperti di Jalan APT Pranoto, jalan depan Kampus IAIN Samarinda Seberang, Jalan Cipto Mangunkusumo, serta pemukiman warga di Kelurahan Loa Buah. Genangan lumayan parah terjadi di Jalan Gelatik, air bisa mencapai sepaha orang dewasa. Kebetulan ada satu anak sungai Mahakam di kawasan itu. Yang sehari sebelumnya sudah tampak meluber dan merendami perumahan penduduk di sepanjang bantaran sungai itu. Di perumahan Bumi Sempaja, hingga berita ini dibuat, genangan air belum tampak surut. Jejeran kendaraan berbagai merek diparkir di jalanan. Karena posisinya lebih tinggi. Sebagian warga tampak berjaga-jaga khawatir jika debit air bertambah lagi. Memang, menurut warga perumahan itu, genangan air lama surutnya. Bisa dua hingga tiga hari. Tergantung cuaca. Jika hujan lagi, kemungkinan kondisi banjir lebih lama surutnya. Bahkan, bisa bertambah tinggi. WARGA DIUNGSIKAN Kemudian, pantauan Disway Kaltim, ada empat RT di Jalan Damai Kelurahan Sidodamai, Samarinda Ilir tenggelam. Pasalnya, hujan mengguyur sejak pukul pukul 09.00 Wita hingga sore. Jalanan dipenuhi aliran arus yang deras. Ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa. Ketua RT 009 Jalan Damai Alimuddin mengeluhkan itu. Bahkan warga yang ingin melintas terpaksa menggunakan perahu karet. Dirinya mengatakan ada empat RT yang terdampak. Yakni RT 009, RT 25,RT 26 dan RT 27. “Ini arus dan kedalamannya cukup mengkhawatirkan, ada empat RT yakni RT 009, RT 25,26 dan 27. Semua terendam. Ini sudah sering terjadi bahkan bisa lebih dalam jika hujannya tidak berhenti, ” tutur Alimuddin, Selasa (14/1/2020). Dari pantauan di lapangan, bantuan untuk evakuasi sudah dikerahkan. Warga hingga murid sekolah terpaksa diungsikan. Bantuan evakuasi disediakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda dan Satuan Detasemen B Pelopor Brimob Kaltim. Wakil Wali Kota Samarinda M Barkati, kemarin juga tampak turun gunung. Meninjau beberapa lokasi banjir. Ia menyebut, beberapa daerah di Samarinda banyak yang tertimpa banjir. Padahal sebelumnya jarang. “Saya Sudah lakukan tinjauan dan melakukan monitor terus. Dan yang saya lihat seperti di Samarinda Seberang yang biasanya enggak banjir hari ini banjir,” katanya, kepada Disway Kaltim. Ia menyebut hal itu dikarenakan curah hujan yang terjadi  Selasa (14/1/2020) hari ini memang tinggi. Namun, ada juga beberapa daerah yang hanya tergenang banjir. (*) Pewarta : Arman Pami, Bayu Surya Editor : Devi Alamsyah          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: