Mengapa Tikus Sering Digunakan Sebagai Obyek Percobaan Farmasi?
Tikus berperan penting dalam obyek penelitian biomedis dan farmakologi.-(Foto/AI Freepik)-
Salah satu alasan utama penggunaan tikus dalam penelitian adalah kesamaan biologisnya dengan manusia. Tikus memiliki banyak gen yang mirip dengan manusia, sehingga respons mereka terhadap berbagai kondisi dan perlakuan dapat memberikan gambaran yang relevan tentang bagaimana manusia mungkin bereaksi dalam situasi serupa.
Tikus juga memiliki sistem organ yang cukup mirip dengan manusia, memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari penyakit dan pengobatan pada tikus sebelum menerapkannya pada manusia.
BACA JUGA: Banyak yang Belum Tahu, Lalat Ternyata Benci Warna Kuning
Biaya Rendah
Tikus memiliki siklus reproduksi yang cepat dan dapat berkembang biak dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk mendapatkan data yang cukup dalam waktu yang relatif singkat.
Selain itu, biaya pemeliharaan tikus relatif rendah dibandingkan dengan hewan percobaan lainnya seperti primata atau hewan besar lainnya. Faktor-faktor ini menjadikan tikus sebagai pilihan ekonomis dalam penelitian skala besar.
BACA JUGA: Mengapa Udara Menjadi Gerah Menjelang Hujan?
Mudah Dimodifikasi Secara Genetik
Teknologi rekayasa genetika telah memungkinkan para ilmuwan untuk memodifikasi gen tikus dengan mudah. Dengan teknik seperti CRISPR-Cas9, para peneliti dapat membuat tikus transgenik atau knockout untuk mempelajari fungsi gen tertentu dan memahami peran gen tersebut dalam penyakit manusia.
Misalnya, tikus yang dimodifikasi untuk mengembangkan kanker dapat digunakan untuk menguji efektivitas obat kanker baru.
BACA JUGA: Lagi Musim Nanas Nih, Apa Saja Manfaatnya Buat Kesehatan?
Penggunaan yang Luas
Tikus digunakan dalam berbagai bidang penelitian, termasuk biomedis, farmakologi, psikologi, dan ilmu saraf. Dalam penelitian biomedis, tikus sering digunakan untuk mempelajari penyakit kardiovaskular, diabetes, dan berbagai jenis kanker.
Dalam psikologi dan ilmu saraf, tikus digunakan untuk mempelajari perilaku, memori, dan fungsi otak lainnya. Penggunaan yang luas ini menunjukkan fleksibilitas tikus sebagai model penelitian yang dapat diandalkan.
Meskipun penggunaan tikus dalam penelitian memiliki banyak manfaat, ada juga pertimbangan etis yang harus diperhatikan. Penelitian yang melibatkan hewan harus mematuhi regulasi ketat yang memastikan kesejahteraan hewan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: